kievskiy.org

Kisah Tukang Tutut, Pingsan di Sekolah dan Diberi Bantuan oleh Dedi Mulyadi

KOKO (43) diketahui pingsan saat mengambil buku raport anaknya Rizki Ramdhani, kelas XI IPS III di SMAN 2 Purwakarta. Kejadian pingsan Koko di SMAN 2 Purwakarta diketahui oleh istri Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pun datang dengan menggunakan sepeda, memberikan bantuan berupa beras dan sembako.
KOKO (43) diketahui pingsan saat mengambil buku raport anaknya Rizki Ramdhani, kelas XI IPS III di SMAN 2 Purwakarta. Kejadian pingsan Koko di SMAN 2 Purwakarta diketahui oleh istri Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pun datang dengan menggunakan sepeda, memberikan bantuan berupa beras dan sembako.

KOKO (43) diketahui pingsan saat mengambil buku raport anaknya Rizki Ramdhani, kelas XI IPS III di SMAN 2 Purwakarta pada Jum’at 15 Desember 2017. Ia menceritakan kesehariannya sebagai penjual tutut (keong sawah) kepada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat menjenguknya, Sabtu 16 Desember 2017.

Bersama istrinya, Nurhasanah (38), Koko tinggal di dalam rumah berukuran 3x5 meter di Kampung Cihideung, Kelurahan Ciseureuh, Kota Purwakarta. Dalam rumah yang belum bisa dikatakan layak huni itu, Koko juga tinggal bersama ketiga anaknya.

“Kemarin itu belum makan. Sebelum mengambil raport anak saya, saya berkeliling dulu jualan tutut. Sayangnya belum laku. Tiba-tiba, kepala saya pening, badan saya lemas,” tutur Koko dihadapan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Kejadian pingsan Koko di SMAN 2 Purwakarta diketahui oleh istri Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika. Anne hadir di salah satu sekolah favorit di Purwakarta itu untuk mengambil raport putera pertamanya, Maula Akbar.

“Saya diantarkan pulang ke rumah. Bu Anne juga titip biaya buat berobat,” katanya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang datang dengan menggunakan sepeda, memberikan bantuan berupa beras dan sembako. Selain itu, Koko juga mendapatkan bantuan modal usaha dan perbaikan rumah. Putera sulung Dedi, Maula Akbar dimintanya untuk memanggul beras yang akan diberikan kepada Koko dan keluarga.

Jangan gengsi

Tak lupa, Dedi memberikan motivasi kepada Rizki, putera Koko agar tidak patah semangat. Ia diminta oleh Dedi agar terus bersyukur meskipun hidup dalam keadaan serba kekurangan. Atas sikap rajin yang dimiliki oleh Rizki, Dedi menghadiahkan sepeda miliknya untuk digunakan Rizki berangkat ke sekolah.

“Saya dulu susahnya lebih dari ini. Mau sekolah harus jualan es dulu buat makan. Berangkat ke sekolah pakai sepeda, jaraknya 20 KM,” ujar Dedi. Selain itu, Dedi meminta Rizki agar tidak gengsi dalam membantu orang tua. Kata Dedi, Rizki harus tampil terdepan membantu pekerjaan orang tua.

“Kamu jangan gengsi, bantu ayah dan ibu ya,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat