kievskiy.org

Ibnu Khajar, Mengemban Amanah Baru

IBNU Khajar, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT).*/DOK. ACT
IBNU Khajar, Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT).*/DOK. ACT

MENERIMA amanah sebagai Presiden Aksi Cepat Tanggap, Ibnu Khajar bertekad menguatkan kiprah ACT dan membersamai Indonesia di level nasional dan global melalui diplomasi kemanusiaan.

Memasuki tahun ke-14 dalam kiprahnya di ranah kebencanaan, kemanusiaan, dan pembangunan masyarakat, Aksi Cepat Tanggap kini dipimpin oleh presiden baru. Amanah sebagai presiden ACT ini diemban oleh Ibnu Khajar, yang telah lama bergerak bersama ACT dalam penanganan kebencanaan dan krisis kemanusiaan. Berikut adalah wawancara bersama Ibnu Khajar terkait amanah baru yang ia emban sebagai presiden ACT.

Bagaimana Anda mengawali peran di bidang kemanusiaan ini?

Pertama kali saya bergabung dengan Aksi Cepat Tanggap, saya diamanahkan untuk melebarkan kerja kemanusiaan di bidang edukasi penanggulangan bencana. Saat itu, berdirilah Disaster management Institute of Indonesia (DMII), di bawah naungan ACT. Saya diamanahkan di sana, kemudian berkolaborasi dengan banyak pihak untuk penyelenggaraan program pelatihan, program riset, dan edukasi kebencanaan kepada masyarakat. DMII membantu membersamai pemerintah untuk menciptakan banyak agenda tentang riset atau kebutuhan literasi tentang kebencanaan.

Setelah itu, apa kontribusi Anda berikutnya?

Kemudian, seiring kiprah lembaga yang lebih luas dan memerlukan dukungan publik yang sangat besar, saya diamanahkan untuk mengelola Philanthropy Network Department di ACT. Kami bertugas mengelola sinergi lembaga dengan pemerintah, dengan korporasi, dengan komunitas, dengan masjid, dengan jaringan sekolah, dengan tempat ibadah, dan banyak hal yang lain yang kita lakukan. Alhamdulillah, saat itu, lebih dari 435 perusahaan bermitra, baik nasional maupun global.

Beberapa waktu kemudian, sempat dapat amanah mengelola Humanity Network Department di ACT, yang fokus pada implementasi program-program kemanusiaan, selama hampir setahun. Saat itu kami mengetahui bagaimana lembaga ini di-set-up dengan peran program, baik dalam ranah nasional di 34 provinsi atau ranah global yang hari ini bisa mencapai lebih dari 50 negara.

Kemudian 5 tahun terakhir, saya mengelola kemitraan di Philanthropy Network Department. Pada dua tahun terakhir, saya dapat amanah mengelola jejaring lebih luas di jaringan kerelawanan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI).

MRI dikembangkan sebagai organisasi kerelawanan yang dibentuk oleh ACT. Alhamdulillah dalam waktu dua tahun ini, kami telah menjangkau 34 provinsi, 299 kota/kabupaten. Kami berharap bisa bisa mengajak seluas-luasnya umat, masyarakat ini, untuk terlibat dalam kerja-kerja kerelawanan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat