kievskiy.org

Melestarikan Permainan Tradisional, Mengembangkan Desa Wisata

GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil saat menghadiri Riksa Budaya Tematik dengan tema ‘Olahraga Tradisional dan Permainan Rakyat’ dalam rangka Pekan Kebudayaan Jabar 2019 di Desa Cibuluh, Kec. Tanjung Siang, Kab. Subang, Senin 7 Oktober 2019.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil saat menghadiri Riksa Budaya Tematik dengan tema ‘Olahraga Tradisional dan Permainan Rakyat’ dalam rangka Pekan Kebudayaan Jabar 2019 di Desa Cibuluh, Kec. Tanjung Siang, Kab. Subang, Senin 7 Oktober 2019.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR

SUBANG, (PR).- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berkomitmen melestarikan permainan tradisional khas Tanah Pasundan, seperti kolecer, lempar sarung, dan menari. Sebab, permainan tradisional Jabar dapat menguatkan kebudayaan lokal karena mengandung nilai-nilai kedaerahan.

Demikian dikatakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat menghadiri Riksa Budaya Tematik dengan tema ‘Olahraga Tradisional dan Permainan Rakyat’ dalam rangka Pekan Kebudayaan Jabar 2019 di Desa Cibuluh, Kec. Tanjung Siang, Kab. Subang, Senin 7 Oktober 2019.

“Ini bagian dari komitmen Pemdaprov Jabar bersama DPRD untuk menguatkan kebudayaan lokal. Apalagi, kita tahu, sekarang anak-anak serba digital. Mainannya cuma jempol, tidak ada nilai filosofi dan motorik, kebersamaan,” kata Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil.

Pada acara tersebut, sekira 1.170 siswa Sekolah Dasar di Kab. Subang memainkan kolecer secara bersamaan. Hal tersebut tercatat dalam Record Holders Republic sebagai permainan kolecer terbanyak di dunia.

Menurut Emil, pemecahan rekor tersebut bertujuan untuk mengenalkan kembali kolecer dan permainan tradisional Jabar lainnya. Saat ini, kata dia, ada sekira 300 permainan tradisional yang tersebar di seluruh wilayah Jabar.

“Warisan permainan tradisional ada 300-an. Ada kolecer, lempar sarung, menari, dan lainnya. Sebenarnya bukan masalah pecah rekor, itu hanya simbol, tujuannya agar orang memerhatikan. Kita dukung permainan yang 300-an itu,” katanya.

Dengan melestarikan permainan tradisional, Emil optimistis banyak wisatawan baik nasional maupun mancanegara tertarik untuk datang ke desa-desa wisata di Jabar. Jika jumlah wisatawan terus menanjak, kesejahteraan masyarakat desa di Jabar tentu meningkat.

“Inilah pariwisata inklusif yang dapat dirasakan masyarakat,” katanya. “Orang datang menikmati budayanya. Orang datang menginap di rumah warga. Menikmati keindahan Subang. Mudah-mudahan ini jadi percontohan agar menjadi tempat terbaik di Jabar,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Subang Ruhimat mengatakan bahwa kegiatan tersebut dapat menumbuhkan semangat dan motivasi masyarakat untuk melestarikan serta mengembangkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal di Kab. Subang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat