kievskiy.org

Kisah Haru, Kushenryk Napiana dan Wamena

KUSHENRYK Napiana, salah satu warga Jawa Barat (Jabar) yang pulang dari Wamena Papua, berbincang dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan Kota Bandung, Rabu 9 Oktober 2019.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR
KUSHENRYK Napiana, salah satu warga Jawa Barat (Jabar) yang pulang dari Wamena Papua, berbincang dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan Kota Bandung, Rabu 9 Oktober 2019.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR

BANDUNG, (PR).- Siapa sangka, sebuah agenda tak terencana bisa membawa anugerah bagi Kushenryk Napiana.

Sembilan bulan lalu, pria asal Kampung Rajapolah Kabupaten Garut ini terpaksa ke Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua untuk bekerja mengikuti ayah mertua dan kakak iparnya.

Namun, selama sembilan bulan itu Wamena perlahan menjelma menjadi sumber rezeki bagi Kushenryk. Sebuah rumah kontrakan di Jln. SD Percobaan Distrik Wamena Kota bak istana baginya.

Selain itu, Kushenryk menemukan kebahagiaan lain dari pertemanannya bersama warga lokal di Wamena. "Orang-orang (Papua) kaget, melihat nama dan muka saya, hahaha," ujar Kushenryk semringah.

Saat dihubungi Humas Jabar pada Rabu 9 Oktober 2019 itu, Kushenryk pun berkelakar bahwa dirinya punya dua nama. Yakni 'Engkus' --dari awalan Kus-- sebagai nama khas Sunda, dan Henryk alias Kak Henryk yang mewujud sebagai panggilan akrabnya dari warga Papua.

"Kalau muka, mereka (warga lokal) bilang muka saya tidak seperti orang Sunda," ucap Henryk.

Adapun, Engkus alias Kak Henryk ini adalah salah satu dari 71 warga Jawa Barat (Jabar) yang memilih pulang ke kabupaten/kota masing-masing usai terdampak kerusahan Wamena.

Meski begitu, pria berusia 33 tahun ini menegaskan bahwa dirinya bukan pulang karena terancam oleh warga Papua, maupun karena dipaksa pulang oleh Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar.

Keluarga. Hanya itulah satu-satunya alasan Henryk kembali ke Garut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat