kievskiy.org

Cerita Mereka yang Jemput Warga Jabar di Wamena

PENJEMPUT warga Jabar di Wamena, Papua, Ahmad Nur Ramadian dan  Andri Adi.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR
PENJEMPUT warga Jabar di Wamena, Papua, Ahmad Nur Ramadian dan Andri Adi.*/DOK. HUMAS PEMPROV JABAR

BANDUNG, (PR).-  Ahmad Nur Ramadian bergegas mengemas pakaian dan mempersiapkan mental manakala pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Prov. Jawa Barat memintanya pergi ke Wamena, Kab. Jayawijaya, Papua.

Ahmad memang tidak pergi sendiri, tapi misi yang dia pikul tergolong berat, yakni menjemput 71 warga Jabar yang memilih pulang ke kampung halaman pasca-kerusuhan Wamena sekaligus memastikan keselamatan mereka.

Ada kegelisahan yang hinggap di benak Ahmad sebelum menjalankan misi. Apa lagi kalau bukan bayang-bayang kondisi Wamena yang mencekam. Yang dia bayangkan adalah orang-orang menenteng senjata tajam dan senjata api mondar-mandir di jalan raya maupun perkampungan. Sedangkan, warga Jabar maupun Wamena murung di pengungsian.

Akan tetapi, bayang-bayang tersebut lenyap ketika Ahmad bertemu Ketua Penguyuban Sunda Ngumbara M. Iriyanto Pawika dan mengunjungi pengungsian.

“Jangan bayangkan tempat pengungsiannya seperti tenda atau aula besar. Tempat pengungsian merupakan sebuah kompleks yang dihuni warga setempat. Namun, kunci rumah diberikan ke Pak Iriyanto untuk tempat tinggal warga Jabar,” ucap Ahmad di Gedung Pakuan, Rabu 9 Oktober 2019.

Saat menjejak kaki di Papua, Ahmad tidak melihat ada ketakutan yang berlebihan. Hubungan warga Jabar dengan masyarakat setempat pun cair. Tidak ada sekat-sekat bahwa saya pendatang maupun saya tuan rumah.

“Komunikasi dan hubungan warga asli Papua dengan pendatang itu baik, apalagi dengan warga Jabar. Karena warga Jabar di sana mampu membuat perekonomian Wamena berkembang. Itu jelas membuat warga Wamena merindukan kehadiran warga Jabar,” katanya.

Namun, kerusuhan kadung terjadi. Meski tidak menimbulkan trauma mendalam, orang-orang di kampung halaman resah dan khawatir. Warga Jabar di Wamena pun memutuskan pulang. Bukan untuk meninggalkan Wamena selamanya, tapi bercerita kepada keluarga bahwa Wamena itu indah dan nyaman –semua baik-baik saja.

“Yang pulang ini enggak selamanya ingin menetap di Jabar. Tapi, mereka hanya sekadar melepas rindu dengan keluarga. Sehingga, mereka ingin kembali ke sana. Karena mereka itu orang-orang yang berkontribusi membangun ekonomi di sana,” kata Ahmad.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat