kievskiy.org

Kisah Santri AshShalahuddin Berjualan Kerupuk Lele

Tim ACT Jawa Barat berkunjung ke Pesantren Ash Shalahuddin yang bertempat di Desa SindangKerta, Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 31 Oktober 2019.*/DOK ACT
Tim ACT Jawa Barat berkunjung ke Pesantren Ash Shalahuddin yang bertempat di Desa SindangKerta, Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 31 Oktober 2019.*/DOK ACT

NGAMPRAH,(PR).- Kamis 31 Oktober 2019, Menempuh jarak hampir 45 km dari kota Bandung dengan waktu tempuh sekitar 120 menit. Tim ACT Jawa Barat berkunjung ke Pesantren Ash Shalahuddin yang bertempat di Desa Sindang Kerta, Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jabar.

Ketika memasuki area pesantren terlihat gapura dengan tulisan pesantren Enterpreuner. Ternyata Pesantren yang sudah berdiri dari tahun 1956 ini mengusung pendidikan agama islam salah satunya kewirausahaan bagi para santri dan santriwatinya. Dituturkan oleh ustadz Asep selaku pimpinan pesantren “Kami berjualan makanan yang berbahan baku ikan lele mulai dari kerupuk, abon dan sisitik lele di jual mulai dari harga Rp 2.000 sampai dengan Rp 20.000. Jadi prinsip yang di pegang oleh pendiri pesantren ini yaitu hadits Rasulullah yang di riwayatkan  Abu Naím “kemiskinan itu dekat dengan kekufuran ”artinya umat muslim itu jangan sampai miskin agar tidak kufur bahkan menjadi kafir, Rasulullah pun mengajarkan untuk berniaga”.

Saat kami berkeliling pesantren pun terlihat kolam-kolam ikan lele dan tempat produksi dan etalase produk mereka. Pesantren ini memiliki jumlah santri sebanyak 57 dan 9 asatidz. Pesantren ini merupakan pesantren untuk kaum dhuafa dan yatim semuanya gratis jadi untuk kebutuhan operasional sekolah semua santri berjualan kerupuk lele tiap harinya. “ungkap ustadz Asep.


 

Kami pun bertemu dengan  para santri dan bercerita tentang keseharian mereka dan kisah mereka dari mulai proses produksi sampai mereka berjualan olahan lele ini. Jadi tiap senin sampai jumat mereka bergiliran jualan dari jam 2 siang sampai 5 sore dengan cara keliling dan berjalan kaki sampai 5-7 km, kalo sabtu dan ahad semua santri berjualan. Kami pun tertegun melihat perjuangan mereka dalam berjualan dan terlebih ketika melihat peralatan mereka berjualanya itu kardus bekas bertuliskan “Kerupuk lele Rp 2000, belajar berdagang” di isi dengan kerupuk serta ada tali rafia untuk di simpan di leher santri. Tak sebanding perjuang mereka dengan hasil yang di dapatkan kadang dapat 20 sampai 100 ribu hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka sehari-hari.


 

Pada program BERISI ACT memberikan bantuan 1 ton beras untuk santri di Pesanter AsShalahuddin serta bantuan pakaian baru yang di dukungolehmitraWaydeekepada para santri. “Semoga bantuan ini bermanfaat dan semoga para santri bisa lebih semangat belajar dan berdagang, kami pun mengajak para Dermawan mari bantu ponpes ini secara rutin melalui program BERISI “Berasuntuk Santri Indonesia”melalui ACT”. Tutup Renno selaku kepala cabang ACT Jawa Barat.*** 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat