BANDUNG, (PR).- Laju pertumbuhan penduduk di Jawa Barat hampir mendekati 2 persen. Kondisi seperti itu dapat terjadi karena Jawa Barat merupakan akses untuk daerah industri.
"Hampir semua produk ada di Jawa Barat sehingga orang berbodong-bodong masuk ke Jawa Barat," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Barat, Sugilar, kemarin. Gilar mengatakan pada 2010, LPP Jawa Barat mencapai 1,89%.
Upaya menurunkan LPP di Jawa Barat terus dilakukan. "LPP yang tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM yang baik dapat menimbulkan berbagai permasalahan dalam masyarakat," katanya. Wilayah-wilayah dengan LPP tinggi di Jawa Barat ditemukan terutama di bagian barat seperti Depok, Bogor, Bekasi, dan Karawang.
Di daerah tersebut LPP sudah diatas 3%. "Sementara itu, di bagian timur kisaran LPP masih satu koma sekian persen. Dua faktor yang memengaruhi LPP adalah migrasi masuk dan fertilitas.
LPP wilayah Jawa Barat bagian barat tinggi karena banyaknya penduduk yang masuk ke sana untuk mencari kerja," tuturnya. Fertilitas sangat menentukan total fertility rate (TFR). Meski TFR di Jawa Barat berada dibawah nasional, tetapi di atas TFR Jawa Tengan dan Jawa Timur.
Kondisi itu harus menjadi perhatian. TFR terkait erat dengan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). AKI dan AKB di Jawa Barat memberikan dampak terhadap nasional. "Ini menjadi tantangan ke depannya untuk menurukan AKI dan AKB," ujarnya.
Gilar mengatakan pertambahan penduduk absolut di Jawa Barat, setiap tahunnya mencapai 900.000- satu juta jiwa. Penduduk Jawa Barat jumlahnya terbanyak dibanding provinsi lainnya di Indonesia. "Jumlahnya mencapai 46,7 juta jiwa. Masih terbesar dibanding Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di kedua daerah tersebut, jumlah penduduknya sekitar 33 juta jiwa.
Berbagai masalah kependudukan Jawa Barat itu luar biasa dan menarik. Kita perlu saksama dalam menanganinya," tuturnya.***