kievskiy.org

Dari Sinilah Kicimpring yang Dijual Asongan di Jalan Pasteur Berasal

HERMAN (50), perajin kicimpring asal Kampung Babakan Bandung, Desa Pager Wangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat tengah mengeringkan kicimpring Sabtu, 2 Juli 2016. Mengeringkan kicimpring dengan cahaya matahari akan membuat makanan itu tetap renyah dan terjaga ciri khas rasanya.*
HERMAN (50), perajin kicimpring asal Kampung Babakan Bandung, Desa Pager Wangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat tengah mengeringkan kicimpring Sabtu, 2 Juli 2016. Mengeringkan kicimpring dengan cahaya matahari akan membuat makanan itu tetap renyah dan terjaga ciri khas rasanya.*

NGAMPRAH, (PR).- Salah satu buah tangan yang tak boleh terlewatkan ketika berlibur ke Bandung adalah kicimpring. Makanan ringan Khas Bandung ini cocok dinikmati sambil dengan bakso atau mi ayam sebagai pengganti kerupuk. Kicimpring yang terbuat dari singkong diproses melalui beberapa tahapan seperti pemarutan singkong, pencampuran dengan bumbu-bumbu alami, pengukusan, lalu pengeringan yang dilakukan dengan dijemur di bawah sinar matahari. Bagi Anda yang penasaran dengan bagaimana cara pembuatannya, kurang lengkap jika tidak mengunjungi sentra pembuatan kicimpring di Kampung Babakan Bandung, Desa Pager Wangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Untuk pergi ke sana, Anda bisa berangkat dari Lembang melewati lewat jalan alternatif Ciumbuleuit atau Dago yang menuju ke Punclut. Setelah melewati jalan menurun dengan pemandangan kebun serta kota bandung dari ketinggian, Anda akan bertemu dengan kampung sentra pembuat kecimpring. Sesampainya di sana, anda akan berjumpa dengan sekitar 20 keluarga yang meproduksi kicimpring dengan pengolahan yang masih alamiah. Pengeringannya masih mengandalkan cahaya matahari. “Proses pengeringan tidak melalui oven agar kualitas kicimpring tetap terjaga” tutur Herman (50) salah seorang pengrajin kicimpring, Sabtu, 2 Juli 2016 di kediamannya. Herman mengungkapkan, produksi kicimpring dari para perajin Kampung Babakan bisa didapatkan di Jalan Pasteur Bandung dengan harga Rp 18.000 per kilogram. (Restu Syauqi)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat