kievskiy.org

Timbun Anggaran Rp 8 Triliun, Ini Jawaban Ahmad Heryawan

JAKARTA, (PR).- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan anggaran daerah yang disimpan di bank sebesar Rp 8 triliun akan segera dicairkan. Menurut dia, masih adanya anggaran besar terendap di bank daerah karena pengusaha yang mengerjakan proyek daerah belum mengambil uang yang menjadi hak mereka. Heryawan memastikan pencairan Rp 8 triliun ini rampung dalam satu bulan.

"Insya Allah segera selesai karena tidak ada masalah ya. Itu sebentar lagi akan dicairkan untuk tender-tender, bantuan keuangan, dll. Tadi saya telepon langsung (Biro Keuangan Jabar) kan tadi, gimana, dan katanya aman Pak, bulan depan juga selesai," kata Heryawan saat ditemui setelah menghadiri Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional VII Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2016 di Jakarta, Kamis, 4 Agutus 2016.

Heryawan berulang kali menekankan tidak adanya masalah atas terjadinya pengendapan anggaran itu. Dia juga menegaskan tidak ada kendala yang membuat uang belum terserap.

"Nggak ada kendala, nggak ada kendala yang berarti. Yang jelas, Rp 8 triliun juga gede anggarannya di Jabar dari total Rp 30 triliun. Itu anggaran campuran ada dari pusat ada dari daerah, kebanyakan dana daerah," katanya.

Heryawan juga memandang Rp 8 triliun yang masih tersimpan di bank daerah itu tidak mengganggu pelayanan pada masayarakat. "Nggak mengganggu, sama sekali nggak mengganggu. Yang jelas itu dana segera dicairkan," katanya.

Dia lupa berapa besaran persis dana alokasi umum (DAU) untuk Jabar. Dia juga tidak dapat menjelaskan rincian anggaran yang belum terserap berkaitan dengan bidang apa saja. "Rinciannya kita harus kembali ke Biro Keuangan kita. Itu dana keseluruhan, dana transfer itu hanya sebagiannya saja bukan keseluruhannya," katanya.

Heryawan menyadari pencairan Rp 8 triliun itu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah seperti yang dikemukakan Jokowi dalam acara itu. Itu sebabnya, dia berharap ke depan para pengusaha dapat mengambil saja anggaran yang sudah menjadi hak pengusaha. "Karena di Jabar ada perilaku pengusaha yang tidak mencairkan anggaran kecuali sudah selesai proyek. Itu yang sering kali membuat kita rada kesal dengan pengusaha. Tahun ini kita selesaikan. Termin anggaran itu 4 kali dan ada DP, lalu termin 1,2,3,4," katanya.

Heryawan mengatakan, serapan anggaran memang seringkali berjalan di akhir tahun anggaran karena pengusaha yang mengerjakan proyek dengan uang sendiri. Kenyataan ini, kata Heryawan, sebenarnya menunjukkan kemapanan pengusaha. Sayngnya, dalam konteks administrasi keuangan menjadi jelek.

"Boleh Anda mapan sebagai pengusaha, tapi jangan begitu. Ambil saja supaya jelas. Anda mengerjakan proyek pemerintah, duit anda ambil, sehingga ada pencairan, penyerapan realisasi. Gitu ya," kata Heryawan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat