kievskiy.org

Hujan tak Surutkan Kemeriahan Bandung Light Fest

SEJUMLAH kendaraan hias berbaris di Jalan Diponegoro, depan Gedung Sate Kota Bandung, Minggu 9 Oktober 2016. Mereka adalah bagian dari kegiatan Bandung Light Fest yang digelar dalam rangkaian Hari Jadi Kota Bandung.*
SEJUMLAH kendaraan hias berbaris di Jalan Diponegoro, depan Gedung Sate Kota Bandung, Minggu 9 Oktober 2016. Mereka adalah bagian dari kegiatan Bandung Light Fest yang digelar dalam rangkaian Hari Jadi Kota Bandung.*

BANDUNG, (PR).- Meski diguyur hujan, sedikitnya 75 kendaraan hias sudah berbaris di Jalan Diponegoro, depan Gedung Sate Kota Bandung, Minggu 9 Oktober 2016. Mereka merupakan bagian dari kegiatan Bandung Light Fest yang digelar dalam rangkaian Hari Jadi Kota Bandung. Berdasarkan pemantauan, sejumlah kendaraan sudah berkumpul sejak sore hari. Beberapa di antaranya bahkan sudah mengaktifkan lampu, audio, serta sejumlah perlengkapan lain yang disiapkan. Peserta pawai kali ini datang dari berbagai kalangan, mulai dari Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemkot Bandung, aparat kewilayahan, hingga pihak swasta. Enam unit bus Bandros (Bandung Tour on The Bus) juga menjadi bagian dari rangkaian tersebut. Sesuai tema, rangkaian kendaraan tahun ini mengambil konsep umum yang tak jauh dari dunia robot dan luar angkasa. Setiap peserta diberi keleluasaan untuk berkreasi menerjemahkan konsep tersebut. Peserta dari PD Kebersihan Kota Bandung misalnya, membuat dekorasi kendaraan menyerupai figur fiktif "Wall-E". Figur tersebut ditempatkan di bagian atas kendaraan. Di bagian depan, kendaraan dimodifikasi seperti memiliki dua tangan layaknya mobil penyapu jalan yang selama ini sudah beroperasi di Kota Bandung. "Tapi ini namanya bukan Wall-E, karena dari PD Kebersihan, kami menamainya Clean-E," ujar Tati Haryati, salah seorang perwakilan dari PD Kebersihan ditemui di lokasi. Namun keunikan yang ditampilkan tidak hanya dilihat dari bentuk yang dibuat, melainkan juga material yang digunakan. Kendaraan Clean-E ini disusun dari sedikitnya 1.600 botol plastik minuman kemasan, serta sejumlah material daur ulang lainnya. "Setelah acara selesai, sampah ini akan disalurkan ke bank sampah, jadi tidak akan sia-sia," ujarnya. Sementara itu, Kecamatan Antapani menempatkan sosok tikus sebagai konsep utamanya. Tikus tersebut dibuat seolah memiliki kulit yang kokoh berbahan metal, dan ditempatkan di bagian atap kendaraan. Mata tikus tersebut didesain agar bisa mengeluarkan cahaya. Pemilihan sosok tikus ini bukan tanpa alasan. "Salah satunya karena kami ingin menghilangkan stigma bahwa tikus itu koruptor, tapi bisa juga jadi superhero," ujar Geger, seorang perwakilan dari Kecamatan Antapani. Hingga sekitar pukul 18.00 WIB, rangkaian kendaraan pawai belum mulai bergerak. Sedianya rangkaian kendaraan akan melintasi Jalan Diponegoro, Jalan Ir H Djuanda, Jalan Merdeka, Jalan Lembong, Jalan Tamblong, dan berakhir di Jalan Asia Afrika. Arus lalu lintas di sekitar kawasan Gedung Sate relatif ramai lancar, dengan diatur sejumlah petugas kepolisian. Sementara hujan masih tetap mengguyur kawasan tersebut.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat