kievskiy.org

54 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Ciwidey

RELAWAN dan warga membesihkan lumpur sisa banjir bandang di Kampung Kaum Kidul Barat, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Kamis 4 Mei 2017.*
RELAWAN dan warga membesihkan lumpur sisa banjir bandang di Kampung Kaum Kidul Barat, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Kamis 4 Mei 2017.*

BANDUNG, (PR).- Banjir bandang yang menerjang Ciwidey, Kabupaten Bandung, Rabu 3 Mei 2017 sore mengakibatkan sejumlah rumah rusak ringan hingga berat. Tercatat ada 54 jiwa dari 16 Kepala Keluarga di Kampung Kaum Kidul Barat, Desa Ciwidey yang terpaksa mengungsi karena rumahnya dilanda banjir. Ketua Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Bandung, Atep Salman menyatakan, dua rumah yang berada di bantaran Sungai Ciwidey habis tak bersisa diterjang banjir, 14 rumah lainnya mengalami rusak berat. "Dua rumah itu habis tergerus terbawa arus banjir. Tidak ada sedikitpun bangunan yang tersisa, hanya lantainya, barang-barang tidak ada yang bisa diselamatkan," ujar Atep kepada Prfmnews, Kamis 4 Mei 2017. Ia menyatakan, tidak ada korban jiwa akibat bencana itu. Sebelum banjir menerjang, warga sudah menyelamatkan diri ke daerah yang lebih tinggi. MRI kini masih berada di lokasi untuk membantu membersihkan rumah-rumah warga dari sisa lumpur dan berupaya melancarkan kembali aliran selokan yang tertutup batu besar. "Saat ini air Sungai Ciwidey masih deras. Tidak mungkin kami mengambil air dari situ. Jadi, harus menormalisasi sungai kecil dan selokan di dekatnya yang masih tertutup batu besar sehingga nanti airnya bisa digunakan warga untuk membersihkan rumah," ucapnya. Ketua RW 16, Kampung Kaum Kidul Barat, Suyoto mengatakan, setidaknya ada 54 jiwa yang terdampak banjir. "Yang rusak berat atau ambruk rumahnya itu dua Kepala Keluarga dan yang rumahnya terkena genangan air ada 14 Kepala Keluarga," ucap Suyoto. Banjir bandang itu, kata Suyoto, merupakan yang kedua kalinya terjadi dan yang terparah. "Warga khawatir. Kami tentu ingin ada penanggulangan," tuturnya. Menurutnya, pendangkalan dasar sungai menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, kurangnya kawasan resapan air menambah parah banjir bandang. Ruskawan, warga yang rumahnya ikut hancur di Leuwinotok, RT 3, RW 16 menuturkan, saat banjir menerjang, dia tengah berada di rumahnya bersama anggota keluarga lainnya. Saat melihat air masuk ke rumah, dia langsung berusaha menyelamatkan diri bersama anak-anaknya dan ke lokasi yang aman. "Semuanya abis tersapu air,saat kejadian saya sedang ada di rumah. Saat ada air, saya langsung keluar bersama anak-anak. Sekarang saya tinggal di tetangga saja, menumpang," ucapnya. Akibat bencana banjir bandang tersebut, Ruskawan berharap adanya bantuan. Ruskawan yang telah tinggal 30 tahun di lokasi tersebut menyatakan bahwa kejadian banjir bandang tersebut adalah yang kedua kalinya dia alami.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat