kievskiy.org

Dirawat Sejak Bayi, Azis Tusuk Neneknya hingga Tewas

Suasana pemakaman Jua (69) yang tewas setelah ditikam oleh cucunya di Desa/Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat, 20 Oktober 2017.
Suasana pemakaman Jua (69) yang tewas setelah ditikam oleh cucunya di Desa/Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat, 20 Oktober 2017.

NGAMPRAH, (PR).- Entah apa yang ada di pikiran Ridwan Abdul Azis (20), sehingga tega menikam neneknya, Jua (69), dengan pisau dapur sampai 11 tusukan di bagian perut dan 1 tusukan di bagian leher. Padahal, Azis diasuh oleh neneknya sejak bayi bahkan tinggal bersama hingga neneknya menghembuskan nafas terakhir. 

Peristiwa penikaman itu terjadi di Kampung Kepuh, RT 1 RW 10, Desa/Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 19 Oktober 2017 sore. Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Cahya Kawaluyan, Padalarang untuk pertolongan lebih lanjut, Jua kemudian dirujuk ke RS Hasan Sadikin, Kota Bandung untuk dilakukan tindakan operasi. 

Namun, sang nenek lebih dulu meninggal dunia pada pukul 19.05, sehingga dibawa pulang kembali ke rumah duka di Kampung Kepuh. Jua kemudian dimakamkan di pemakaman umum yang tak jauh dari rumahnya pada Jumat 20 Oktober 2017 pagi. Sementara itu, Azis masih dalam pencarian pihak kepolisian.

Tetangga terdekat, Atikah (43) mengungkapkan, seusai melakukan penikaman, Azis sama sekali tak terlihat merasa berdosa. Sambil berjalan meninggalkan rumah, kata dia, Azis malah sempat menunjukkan kedua tangannya yang berlumuran darah sambil berujar, "Heuh..". Belum diketahui apa motif di balik penusukan sang nenek.

"Kemarin itu saya tahu kejadiannya setelah mamahnya Azis minta tolong. Dia bilang, Emak (Jua) mau ditusuk oleh Azis. Saya menghampiri ke rumahnya, tapi takut karena Azis masih di dalam rumah dan pegang pisau. Saya panik dan bingung, jadi cuma menunggu di luar rumah. Azis lalu keluar sambil melihatkan darah di tangannya," kata Atikah di sekitar lokasi kejadian.

Seusai melakukan penusukan, menurut dia, raut wajah Azis terlihat datar dan linglung. Sehari-hari Azis pun dikenal pendiam dan jarang berbaur dengan warga sekitar, sehingga Atikah kurang tahu mengenai aktivitasnya, selain membantu bapaknya bekerja merehab masjid. Atikah juga mengaku tak mengetahui persmasalahan yang ada di keluarga Azis.

"Kalau ada masalah ribut-ribut di keluarganya atau tidak, saya enggak tahu. Yang jelas, Azis itu tinggal serumah berdua dengan neneknya. Dari bayi kan dia diurus oleh neneknya, karena mamahnya bekerja. Rumah mamahnya di sebelah rumah neneknya. Kalau bapaknya, tinggal di tempat lain, karena orangtuanya Azis sudah pisah," tuturnya. 

Ketika peristiwa penusukan terjadi, dia menambahkan, suasana di sekitar tempat kejadian perkara sedang sepi. Ibunya Azis pun tak bisa berbuat apa-apa, karena ikut panik dan bingung. "Pas keluar rumah itu Azis enggak lari, tapi enggak ada yang menghentikannya. Saya enggak berani, walaupun dia sudah tidak membawa pisau. Jadi, saya masuk ke rumah dan membantu Emak dibawa ke RS," imbuhnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat