kievskiy.org

#KlipingPR Nah Lo, 7 Pasien Rumah Sakit Jiwa Cisarua Melarikan Diri

WARGA berjalan di sekitar kompleks Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat di Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Rabu 9 November 2016. Rencananya, di kawasan itu akan dibangun Kampung Walagri sebagai Recovery Based Service atau layanan berbasis pemulihan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).*
WARGA berjalan di sekitar kompleks Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat di Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Rabu 9 November 2016. Rencananya, di kawasan itu akan dibangun Kampung Walagri sebagai Recovery Based Service atau layanan berbasis pemulihan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).*

31 Oktober 1985 Warga Cisarua Kabupaten Bandung (sekarang Bandung Barat) dibuat geger oleh kabar tujuh pasien Rumah Sakit Jiwa Cisarua. Meskipun dua di antaranya sudah ditemukan dan dibawa kembali ke RS beberapa jam setelah hilang.

Ketujuh pasien kabur dari Ruang Perkutut sekitar pukul 01.00 dini hari. Pihak rumah sakit menduga para pasien memanjat teralis besi jendela kamar. Kemudain membongkar sejumlah genting. Satu per satu kemudian terjun ke bagian belakang Rumah Sakit Jiwa Cisarua.

Hal itu dituturkan seorang sumber kepada Harian Umum Pikiran Rakyat, 30 Oktober 1985. Para pasien yang kabur juga sempat mengintip situasi halaman depan RS Jiwa, sebelum akhirnya meloloskan diri lewat depan pos penjaga di pintu masuk utama. Saat itu pos jaga kosong karena petugas sedang patrol.

Dua pasien yang lari tak jauh dari RS tertangkap siang harinya. Keduanya ialah hasil razia gelandangan dan pengemis yang digelar beberapa waktu di Bandung.

Kabar larinya pasien dibenarkan Direktur Rumah Sakit Jiwa Cisarua yang saat itu menjabat Agsu Hardjana Salman. Ia menuturkan salah seorang di antaranya dalam kondisi membahayakan. Sedangkan yang lain sedang masa pemulihan meski dinyatakan sudah sembuh.

Elan Suherlan, pasien yang dinilai berbahaya itu, bahkan diduga menjadi otak dari pelarian ini. Soalnya, kata Direktur, Elan memiliki riwayat kabur dalam perawatan inap sebelumnya. Ia sempat mencoba kabur dari Panti Depsos di Cibadak Sukabumi, lalu melarikan diri ke Cirebon dan ke Bandung. Elan juga  dikenal tukang buat onar. Sekali waktu ia pernah mengancam petugas.

“Ini bukan kelalaian petugas,” kata Agus membela bawahannya. Meski di satu sisi ia mengakui Rumah Sakit Jiwa Cisarua masih kekuranagn personel. Idealnya seorang perawat melayani seorang pasien. Faktanya ada 130 pasien saat itu dengan hanya 20 perawat pendamping.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat