kievskiy.org

Majalah Mangle Lestarikan Nilai Sunda

BANDUNG, (PR).- Peran media dalam menjaga esensi lokalitas Sunda cukup penting di tengah derasnya arus informasi, khususnya lewat medium digital. Majalah Manglé, sebagai salah satu media pelestari Kasundaan diharapkan mampu melintasi setiap dinamika hingga di masa mendatang.

Hal itu terungkap dalam acara syukuran peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Majalah Manglé, di Aula Museum Sri Baduga, Bandung, Sabtu, 25 November 2017. Acara itu dihadiri Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Ahmad M. Ramli.

Selain itu, banyak tokoh Jawa Barat yang turut hadir di antaranya Tjetje Padmadinata, TB Hasanuddin, Burhanudin Abdullah, dan masih banyak lagi.

Ramli  mengatakan, budaya lokal sangat bergantung dari perhatian media lokal. Media memegang peran yang sangat besar untuk merawat kebudayaan. Tinggal bagaimana media mengemas pesan kedaerahan khusus untuk mencuri perhatian generasi milenial.

“Sekarang bagaimana majalah daerah ini bisa mengambil ketertarikan dari generasi-generasi X, milenial yang mereka tidak boleh diukur seperti yang kita pikirkan. Menurut kita baik mungkin menurut mereka tidak menarik,” ujarnya.

Pemerintah pusat, kata dia, mendorong media untuk mengembangkan tampilan secara khusus yang bisa memicu ketertarikan generasi milenial.

Tokoh Jabar TB Hasanuddin menilai, keberadaan Majalah Manglé mewakili situs Sunda yang bisa mewakili semangat pelestarian budaya milik Indonesia. “Sekarang sudah langka media berbahasa daerah. Sekarang negara sedang mengajak kembali lagi ke tradisi yang mampu mengembailkan nilai positif dan mengembangkan seni dan budaya lokal,” ujarnya.

Sesepuh Pers Jawa Barat Syafik Umar mengapresiasi Majalah Manglé yang masih bertahan di usia 60 tahun, karena dalam dua tahun terakhir ini ada sekitar 350 surat kabar yang sudah tidak terbit lagi.

“Luar biasa ini, bisa bertahan sampai 60 tahun, karena banyak yang berbahasa nasional saja sudah banyak berguguran. Jadi sekarang tinggal 850 surat kabar di Indonesia, termasuk surat kabar yang berbahasa daerah, berbahasa ibu. Ini di Jawa Barat harus dipertahankan,” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat