kievskiy.org

Kejiwaan Penyimpan Mayat Hingga Jadi Kerangka di Dalam Rumah Diperiksa

CIMAHI, (PR).- Neneng Hatidjah (77) dan dua anaknya Erna Rendrasari (48) dan Denny Rohmat (43) dirujuk ke rumah sakit untuk memastikan kondisi kejiwaannya. Observasi bakal dilakukan hingga muncul kepastian status kesehatan jiwa ketiganya. Soalnya mereka menyimpan kerangka manusia dua anggota keluarga di dalam rumah.

Demikian diungkapkan Kapolsek Cimahi Selatan Sutarman, ditemui di Mapolsek Cimahi Selatan di Kompleks Pharmindo Jalan Mendut Kota Cimahi, Rabu 31 Januari 2018.

"Terhadap saksi yang merupakan anggota keluarga dari mayat yang ditemukan kami rujuk ke rumah sakit untuk observasi soal kesehatan jiwa," ujarnya.

Pada Selasa 30 Januari 2018, polisi sudah lebih dulu merujuk Erna ke RS Jiwa, Neneng dan Deni sempat dibawa ke RSUD Cibabat. Namun, setelah keduanya dibawa pulang ke rumah dan mengamuk pihak kepolisian merujuk keduanya ke RSJ Cisarua.

"Terhadap Deni sudah langsung ditangani di RSJ Cisarua, namun Neneng ditempatkan di RS Dustira karena disana tidak ada tempat. Namun intinya sama untuk observasi kondisi jiwa," ujar Kapolsek.

Mereka hidup berdampingan dengan jasad Nanung Sobana (85) dan anaknya Hera Sri Herawati (50) hingga tersisa tulang belulang bertahun-tahun di dalam rumah di Gg. Nusa Indah VI Nomor 177 RT 07/17 Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Mereka bahkan memperlakukan kerangka layaknya merawat orang sakit.

"Seperti merawat orang sakit saja, tulang belulang dilap pakai kain lembut basah. Selimut berupa sarung juga diganti tiap tiga hari. Pengakuannya seperti itu," kata dia.

Sempat mengamuk

Pihaknya menunggu hasil observasi dari rumah sakit sebagai dasar tindakan selanjutnya. "Untuk memeriksa lagi, kondisi mereka harus stabil. Kemarin sempat ngamuk terutama kalau kita ajak bicara soal substansi kenapa mayat disimpan di dalam rumah," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat