kievskiy.org

Pameran Masyarakat Gunung Indonesia, Menghidupkan Kembali Kesadaran Pelestarian Alam

Pegunungan.*
Pegunungan.*

BANDUNG, (PR).- The Gunung Institute menggelar Pameran Masyarakat Gunung Indonesia. Pameran yang rencananya berlangsung pada 27 April - 5 Mei 2018 itu akan dihelat di Alpina Albatross, Jalan Dago asri IV no.4, Kota Bandung.

Pencetus The Gunung Institute, Pepep D.W. menjelaskan diusungnya pameran tersebut berangkat dari kekhawatiran akan ekploitasi alam yang terjadi saat ini. "Saat ini gunung-gunung termasuk tanah, hutan, hingga kesatuan hidup di dalamnya mengalami gangguan dan intervensi hebat dari manusia Indonesia mutakhir," ujarnya dalam rilis yang diterima "PR", Kamis 26 April 2018.

Dia menuturkan, kehidupan modern membuat alam dijadikan objek eksploitasi lewat bentuk wisata. "Tanpa mempedulikan dampak kerusakan alam, dan dampaknya bagi kehidupan manusia itu sendiri. Gangguan dan kerusakan alam tidak terlepas dari pergeseran prilaku dan budaya masyarakat," tuturnya. 

Dia menuturkan, melalui pameran tersebut diharapkan mampu menghidupkan kembali pengetahuan bagi masyarakat Indonesia terkait gunung-gunung yang merupakan penyangga kehidupan. Selain itu juga melestarikan kembali budaya lampau yang praktiknya sangat baik bagi kelestarian alam, untuk kembali diimplementasikan pada masa kini.implementasikanpada masa kini.

"pameran ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap alam/gunung sebagai kesatuan hidup yang perlu diperhatikan, diketahui, dikenal, dan dipahami. Sehingga diharapkan akan tumbuh rasa memiliki, mencintai, sehingga secara sadar kolektif menjaga alam," tutur Pepep.

 

Benarkah jika kita adalah masyarakat gunung? Bagaimana tidak, jika bisa dibilang hampir semua pulau di Indonesia, bahkan yang terkecil sekalipun bisa dipastikan ada gunung. Menurut KBBI sendiri arti masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Dan Indonesia yang begitu banyak sukunya, begitu pula dengan kebudayaannya yang banyak dan berbeda-beda. Namun dalam kebudayaan yang berbeda itu memiliki kesama yaitu dalam keselarasan budaya berkehidupan dengan gunung. bagaimana budaya menjaga gunung dan hutan agar tetap asri dan lestari. Seperti dengan banyaknya mitos ditiap daerah, yang mungkin tidak asing bagi kita, namun mitos-mitos itu seolah-olah telah lenyap karena tak lagi dipercaya. Jika kita menelaah mitos-mitos yang menyangkut gunung, kita bisa menemukan bahwasanya mitos-mitos tersebut pada dasar nya tidak untuk menakut-nakuti atau perkara mistis. Mitos-mitos dibuat sebagai cara dan budaya untuk melindungi gunung dan hutan dari keserakahan manusia. Dan akan masih banyak lagi budaya dan cara hidup masyarakat Indonesia yang begitu menjaga gunung dan hutan, namun kini kita telah lupa bahkan mungkin sudah tidak lagi tahu budaya masyarakat gunung Indonesia. Saksikan dan nikmati secara gratis nanti dari Jumat 27 April sampai sabtu 5 Mei 2018 di area Alpina Albatros jl. Dago Asri IV no.04. Bandung . . #masyarakatgunung #masyarakatgunungindonesia #gununginstitut #gunungindonesia #hutan #hutanindonesia #masyarakat #pendakiindonesia #manusiadangunung . . #masyarakatgunung #masyarakatgunungindonesia #gununginstitut #gunungindonesia #hutan #hutanindonesia #masyarakat #pendakiindonesia #manusiadangunung

A post shared by Masyarakat Gunung Indonesia (@masyarakatgunung.id) on

Dalam pameran tersebut, dia menjelaskan akan ada 4 eksibitor yang akan memperkenalkan gunung melalui berbagai media. Pameran memperkenalkan gunung dengan tema berbeda, namun saling berkaitan terutama tentang isu pelestarian alam.

Selain itu juga akan ada pameran ilustrasi buku 'Manusia dan Gunung', pameran 700 gunung bandung, kampanye zero waste, hingga kampanye sadar kawasan dan save ciharus. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat