kievskiy.org

Hari Pertama Zona Parkir Nontunai, Nilai Transaksi Parkir Sudirman Naik

PETUGAS Dishub Kota Bandung menyosialisasikan cara penggunaan mesin parkir elektronik, di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bandung, Senin 2 Juli 2018. Sosialisasi mesin parkir elektronik di ruas jalan tersebut akan dilakukan hingga kurang lebih dua pekan ke depan, supaya warga dan petugas tidak kesulitan saat menggunakannya.
PETUGAS Dishub Kota Bandung menyosialisasikan cara penggunaan mesin parkir elektronik, di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bandung, Senin 2 Juli 2018. Sosialisasi mesin parkir elektronik di ruas jalan tersebut akan dilakukan hingga kurang lebih dua pekan ke depan, supaya warga dan petugas tidak kesulitan saat menggunakannya.

BANDUNG, (PR).- Penerapan hari pertama Zona Parkir Nontunai di sebagian Jalan Jenderal Sudirman meningkatkan nilai transaksi dibandingkan biasanya. Wilayah yang termasuk 5 besar transaksi elektronik tertinggi di Kota Bandung itu membuat sosialisasi Dinas Perhubungan Kota Bandung terhadap para pengguna parkir tepi jalan tidak terlalu sibuk.

“Hari pertama sih ada peningkatan kurang lebih 80%, dari Rp 700 ribu, sekarang Rp 1.2 juta. Diharapkan sih pendapatan sampai Rp 2 juta lebih hingga malam,” ujar Kepala Bidang Manajemen Transportasi dan Parkir Dinas Perhubungan Kota Bandung Asep Kurnia, di Jalan Jenderal Sudirman, Bandung, Senin 2 Juli 2018.

Asep mengatakan, Dishub Kota Bandung sengaja memilih ruas mulai dari simpang Jalan Oto Iskandar Dinata hingga simpang Jalan Gardujati sebagai lokasi intensifikasi penggunaan mesin parkir elektronik (TPE), setelah Jalan Braga. Pemilihan itu untuk meningkatkan transaksi yang berpotensi masih bisa dioptimalkan.

Dari data Dishub Kota Bandung, ruas sebagian Jalan Jenderal Sudirman itu berkisar di angka Rp 791.000 per hari. Sementara pada hingga pukul 14.00 hari pertama penerapan Zona Parkir Nontunai tercapai Rp 1.2 juta.

Melalui dasar perolehan per hari selama seminggu uji petik ini, Dishub Kota Bandung akan menetapkan rata-rata pendapatan yang harus diupayakan per hari. Pendapatan per hari itu juga melalui peran juru parkir yang memandu warga bertransaksi melalui mesin parkir elektronik.

Di hari pertama penerapan sistem parkir nontunai, sejumlah juru parkir terlihat masih aktif memandu pengendara yang baru pertama kali menggunakan transaksi elektronik. Steven (43), menganggap cara bayar menggunakan kartu itu cukup ringkas.

“Awalnya saya pikir cara pake mesin parkir teh susah, riweuh. Ternyata gampang kok. Cuma tinggal sediain parkir yang banyak. Soalnya siang mah jam sibuk, saingan sama mobil barang yang nurunin kaen,” ujarnya.

Semerawut

Meskipun menyediakan sekitar 90 ruang parkir tepi jalan, Jalan Jenderal Sudirman di siang hari cukup semerawut. Setelah direvitalisasi tahun kemarin, ruang parkir yang terbentuk dari pulau trotoar lebar mempersempit ruas jalan hingga tersisa dua lajur, dari sebelumnya 3 lajur.

Dari simpang Jalan Oto Iskandar Dinata hingga pertigaan Jalan Tamim, kendaraan tersendat oleh ragam aktivitas. Terdapat angkot dan bus yang berhenti di lajur tengah, alih-alih di ruang berhenti khusus di sisi paling kiri. Tempat henti khusus kendaraan umum pun hanya ada satu, yakni di muka Jalan Sudirman.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat