kievskiy.org

Jejak Positif Diplomasi di KAA, Menteri Luar Negeri Sebut Kita Punya Rapor Membanggakan

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menjadi pembicara dalam kegiatan Talk With #MenluRetno di Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu 14 Juli 2018. Menlu Retno mengisahkan saat berjuang mewujudkan Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2019-2020.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menjadi pembicara dalam kegiatan Talk With #MenluRetno di Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu 14 Juli 2018. Menlu Retno mengisahkan saat berjuang mewujudkan Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2019-2020.

BANDUNG, (PR).- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyebut Konferensi Asia-Afrika  atau KAA di Bandung merupakan salah satu rekam jejak baik yang memberikan sumbangsih besar pada diplomasi Indonesia di dunia internasional.

Ia mengajak semakin banyak anak muda untuk menggali dan mempraktikkan nilai-nilai KAA yang dia yakini masih relevan.

Retno menyatakan rasa kagumnya terhadap pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika di Kota Bandung pada 1955 lalu. Republik Indonesia, yang masih berusia 10 tahun dan masih berjuang menghadapi berbagai gejolak dalam negeri, dapat menginisiasi gerakan yang ber­skala besar.

Saat itu, sebanyak 29 negara, yang memiliki 54 persen dari total penduduk dunia ketika itu, hadir sebagai peserta.

“Semangat Konferensi Asia-Afrika ini masih relevan sampai hari ini. Salah sa­tu­nya ya penghormatan pada kedaulat­an negara lain. Dampak dari konferensi ini masih kita temui sampai sekarang,” tutur Retno di hadapan ratusan anak muda di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Sabtu 14 Juli 2018 siang.

Dijelaskan Retno, gelaran Konferensi Asia-Afrika merupakan salah satu rekam jejak, yang turut menentukan kerja di­plomasi Indonesia di kancah internasional. Ia mencontohkan keberhasilan Indonesia menjadi angota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) belum lama ini.

Indonesia terpilih dengan menda­patkan dukungan dari mayoritas ang­gota PBB, yakni sebanyak 144 dari total 190 negara. Kerja menjadi anggota DK PBB, menurut Retno, sudah menjadi fokus Kementerian Luar Negeri, setidak­nya sejak dua tahun lalu. Arti penting Konferensi Asia-Afrika memberikan sumbangan bersama rekam jejak baik lainnya.

“Kita punya beberapa rapor hijau yang membanggakan. Kita ini negera de­ngan penduduk Muslim terbesar sedunia, tapi sekaligus negara yang beragam,” katanya.

Retno menyatakan, tanggung jawab sebagai anggota Dewan Keamanan PBB tidaklah mudah. Apalagi situasi dunia saat ini yang sangat dinamis. Namun, dia meyakini Indonesia sudah cukup teruji untuk memikul tanggung jawab seperti itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat