kievskiy.org

Wacana Pembangunan BIUTR Dihidupkan Lagi

ANTREAN kendaraan keluar dari Jalan Layang Pasupati di perempatan Jalan Tamansari-Cikapayang, Kota Bandung, Senin, 7 Januari 2019. Wacana pembangunan BIUTR kembali dihidupkan sebagai solusi pengaturan lalu lintas.*/ARIF HIDAYAH/PR
ANTREAN kendaraan keluar dari Jalan Layang Pasupati di perempatan Jalan Tamansari-Cikapayang, Kota Bandung, Senin, 7 Januari 2019. Wacana pembangunan BIUTR kembali dihidupkan sebagai solusi pengaturan lalu lintas.*/ARIF HIDAYAH/PR

BANDUNG, (PR).- Upaya membangun proyek tol dalam kota Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) mulai dihidupkan lagi. Masih berhadapan dengan masalah pembebasan lahan, pembangunan tol penghubung gerbang Tol Pasteur dengan Tol Purbaleunyi dan Tol Cisumdawu itu akan dibangun bertahap.

“Dari 2005 sampai saat ini tidak bisa terealisasikan. Mudah-mudahan 2019 ini dengan adanya bantuan dari Mang Oded ini bisa merealisasikan pembangunan setidaknya sampai tahap I, untuk mengurai kemacetan sampai dengan Arcamanik dan KM 149 sampai dengan Simpang Gedebage,” ujar Perwakilan Tim Investasi PT Wijaya Karya (Wika) Jajat Sudrajat, seusai diterima Wali Kota Bandung Oded M. Danial, di Balai Kota Bandung, Senin, 11 Maret 2019.

Ia menjelaskan, yang akan terlibat dalam proyek itu yakni konsorsium yang terdiri dari PT Wika, PT Marga Utama Nusantara, dan PT Summarecon. Jika tender investasi rampung cepat, maka konstruksi BIUTR sepanjang 22 kilometer itu sudah bisa dimulai tahun ini.

Proyek BIUTR ini akan dibagi ke dalam dua tahap. Tahap I akan dibangun dari Pasteur hingga Arcamanik, dan KM 149 Tol Purbaleunyi (kawasan Gedebage) sampai Persimpangan Gedebage-Jalan Soekarno-Hatta. Target tahap I selesai 2021.

Sementara proyek tahap II melanjutkan segmen Arcamanik-Ujungberung-Simpang Gedebage yang didorong rampung 2023. Selanjutnya, segmen Ujungberung akan diteruskan hingga menyambung Tol Cisumdawu di sekitar Jatinangor, dengan target selesai 2025.

“(Koneksi Cisumdawu) Ada nanti dari belakang IPDN, terkoneksi. Tidak lewat Cileunyi, terlalu padat. Tahun 2019 dari Pasteur sampai dengan Gasibu itu tidak perlu dibebaskan lahan, jadi bisa dibangun segera. Kecuali yang di Simpang Gedebage, dua kilometer pembebasan lahannya,” katanya.

Rencana awal pembangunan lintas bawah simpang Jalan dr. Djunjunan-Prof. Surya Sumantri sebagai penyambung BIUTR dari Tol Pasteur juga belum pasti. Sebab, ada informasi terkait kesepakatan antara Ditjen Bina Marga, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Kota Bandung, yang menyiapkan skema jalan layang di titik itu.

Underpass Pasteur ini sedang dikomunikasikan, karena ada MoU dengan Bina Marga dengan pemerintah kota dan provinsi terkait dengan flyover Surya Sumantri. Tetapi itu hasil kajian ini minta direct langsung, tidak ada koneksi yang terputus. Nanti kami coba komunikasi dengan Bina Marga untuk mencari solusi yang terbaik,” katanya.

Rencana konstruksi BIUTR dengan lintas bawah di depan Lapangan Gasibu juga masih menunggu kepastian. Meskipun tidak menutup kemungkinan ada perubahan teknis lainnya, lintas bawah Gasibu dianggap paling layak dari segi kelayakan kawasan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat