kievskiy.org

Wapres Meresmikan PR TV

WAKIL  Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (berbatik) melakukan peresmian PRTV,  di Ballroom, Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika No. 112, Kota Bandung pada Minggu 17 Maret 2019.*/ DOK.PRFM News
WAKIL Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (berbatik) melakukan peresmian PRTV, di Ballroom, Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika No. 112, Kota Bandung pada Minggu 17 Maret 2019.*/ DOK.PRFM News

BANDUNG, (PR).- Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla meresmikan PR TV,  di Hotel Savoy Homann Bidakara, Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Minggu 17 Maret 2019.

Dalam acara tersebut, Jusuf Kalla menegaskan, kini, sesuai dengan tuntutan zaman, media cetak perlu melengkapi diri dengan berbagai platform berita lainnya. Sekarang berita mudah diakses melalui media daring dan TV streaming.

"Semua informasi itu bisa diperoleh melalui telefon seluler, informasi yang didapat pun adalah yang paling aktual," ucapnya.

JK juga memaparkan di masa lalu media tidak sebebas sekarang. Saat itu, jika media bertentangan dengan pemerintah, media tersebut bisa langsung ditutup. "Sekarang media bisa menyampaikan berita secara bebas dan objektif," ucapnya menambahkan.

Media pun kini tidak hanya membahas berita atas peristiwa yang lalu. Menurut Kalla berita menyangkut prediksi masa depan pun menjadi bahasan menarik. Media memiliki analisis yang mendalam dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan bagi kepentingan masyarakat.

Oleh karena itu, Kalla berharap media sebagai salah satu pilar demokrasi selalu menjaga objektivitas. "Media sebaiknya beridiri di posisi netral," ucapnya.

Menurut Jusuf Kalla, Pikiran Rakyat sebagai salah satu media terkemuka, memiliki sejarah yang panjang. Bahkan Pikiran Rakyat pernah menjadi media yang menginspirasi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Informasi harus lengkap

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengharapkan, PR TV bisa menyajikan informasi yang lengkap kepada masyarakat selain menyampaikan pesan pemerintah.

"Saya berharap media tidak membuat berita sepotong-sepotong karena berita sepotong-sepotong bisa menimbulkan fitnah. Apalagi kini berkembang pula media sosial," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat