kievskiy.org

Sistem Transportasi Massal di Kota Bandung Kurang Berkembang

ILUSTRASI selter bus./ DOK.PIKIRAN RAKYAT
ILUSTRASI selter bus./ DOK.PIKIRAN RAKYAT

BANDUNG, (PR).- Pelaku usaha angkutan kota mempertanyakan langkah Pemerintah Kota Bandung yang belum memperlihatkan upaya untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum. Padahal, Pemkot Bandung memiliki target strategis untuk menaikkan jumlah pengguna kendaraan umum hingga 25% pada 2023, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2019-2023.

“Kita tahu ada kebijakan untuk meraih RPJMD tersebut. Tetapi jika melihat persiapan ke arah sana (upaya meningkatkan jumlah pengguna angkutan umum), sampai saat belum ada,” ujar Ketua Koperasi Angkutan Masyarakat (Kopamas) Bandung Budi Kurnia, di Bandung, Rabu, 24 Juli 2019. 

Dalam lima tahun terakhir, Kota Bandung telah memiliki banyak program untuk menggaet pengguna kendaraan pribadi agar beralih menggunakan angkot. Ada program Angkot Day, layanan angkot berbasis daring dengan menggandeng aplikasi Hayu Ngangkot, hingga aplikasi Angkot Charter bersama ITB.

Sementara, angkot berbasis layanan premium lengkap dengan karoseri istimewa disediakan melalui sedikit armada Angkutan Kota Keliling Bandung (Angklung) di trayek milik kobanter Baru, dan Angkutan Raja Zaman Ayeuna (Arjuna) di angkot milik Kopamas.

Lewat aplikasi

Dinas Perhubungan Kota Bandung pernah meluncurkan Hayu Ngangkot. Mirip angkutan sewa khusus, penumpang bisa memesan angkot di mana saja dengan kemudahan lewat aplikasi.

Tetapi pelaksanaannya bermasalah karena membuat angkot keluar jalur trayek. Angkot Charter pun konsepnya hampir sama dengan Hayu Ngangkot. Masalahnya juga sama saat keluar dari trayek dan menyenggol trayek lain.

“Cara itu terbentur aturan. Angkot itu harus tetap ada pada jalur tertentu. Kita tidak bisa keluar dari trayek. Masalah penumpang booking di luar jalur, kita akan dituduh penyerobotan jalur. Uji coba berjalan karena pendekatan dengan koperasi yang terkena singgungan trayek,” katanya.

Meski begitu, program Angkot Charter sempat dianggap layak. Uji coba berjalan baik karena angkot Kopamas melayani sekolah yang berada di dalam jangkauan trayek mereka. Namun, belum ada kelanjutannya.

“Sistemnya abodemen untuk anak sekolah. Prinsipnya carpooling ke sekolah berdasarkan data anak sekolah. Mereka diimbau naik angkutan umum, sehingga waktu tempuh pasti, berangkat pasti,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat