SOREANG,(PR).- Pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Bandung diminati warga masyarakat sehingga ada beberapa desa yang jumlah pendaftarnya sampai 18 orang. Padahal, jumlah calon kepala desa maksimal lima orang sehingga harus ada seleksi awal.
"Di beberapa desa di Kecamatan Cimenyan ada peminat Pilkades sampai 14 orang bahkan 18 orang," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa Kabupaten Bandung, Iman Iryanto, saat forum koordinasi sinergi tiga pilar kecamatan dan desa, Senin 29 Juli 2019, di Gedung Ormas Islam.
Lebih jauh Iman Iryanto mengatakan, rencananya Pilkades Kabupaten Bandung pada 26 Oktober mendatang.
“Pilkades serentak yang diikuti 199 desa dari 30 Kecamatan, terkecuali Baleendah akan digelar 26 Oktober 2019," ujarnya.
Pemkab Bandung telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 18,5 miliar dalam pelaksanaan Pilkades 2019.
“Anggaran ini, selain untuk penyelenggaraan pilkades, juga untuk meminimalisasi terjadinya konflik. Jangan ada pungutan apa pun yang membebani calon kepala desa. Saya minta kepada para camat agar terus berkomunikasi, berkoordinasi dan konsolidasi dengan jajaran Polsek dan Koramil,” ujarnya.
Dia menambahkan, potensi konflik pilkades sangat besar karena masyarakat desa saling mengenal dan merasa memilikinya tinggi. "Antarcalon kepala desa saling kenal, demikian pula dengan warga desa. Untuk itu, potensi konflik ini harus dipetakan sejak awal sehingga tidak terjadi gesekan-gesekan di masyarakat," katanya.
Apalagi berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) membolehkan warga luar desa mendaftar sebagai calon kepala desa.
"Bisa saja pilkades di Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, diikuti warga dari Papua atau provinsi lainnya. Kan ada warga desa yang merantau lalu ingin kembali mengabdi di desanya," katanya.***