kievskiy.org

Makan Permen Kedaluwarsa, 21 Siswa Keracunan

ILUSTRASI keracunan makanan/DOK. PR
ILUSTRASI keracunan makanan/DOK. PR

SOREANG, (PR).- Sekitar 21 siswa Sekolah Dasar Negeri Kamasan 3, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, terpaksa dilarikan ke Puskesmas Kiangroke setelah mengalami gejala keracunan, Kamis 29 Agustus 2019. Hal itu dialami para siswa setelah mengonsumsi jajanan berupa permen keras yang sudah kedaluwarsa.

Peristiwa itu dibenarkan oleh Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Adang Syafaat. "Benar, saya sudah menerima informasi adanya kejadian tersebut tadi pagi," ujarnya saat dihubungi Kamis sore.

Adang menegaskan, kasus tersebut kini sudah ditangani oleh aparat kepolisian. Sementara para siswa sudah kembali ke rumah mereka masing-masing setelah dirawat di Puskesmas Kiangroke.

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh salah seorang guru bernama Ria Irawati (34) kepada polisi, kejadian tersebut bermula ketika para siswa akan memulai kegiatan belajar di sekolah tersebut. Ria yang bertugas mengajar para siswa kelas IV, kemudian mendapat keluhan dari beberapa siswa yang merasakan pusing dan mual.

Hanya berselang beberapa menit, keluhan serupa muncul dari belasan siswa lain di kelas itu. Ria pun kemudian membawa para siswa yang mengalami gejala tersebut ke Puskesmas Kiangroke agar segera mendapatkan pertolongan medis.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Grace Mediana mengatakan, dugaan besar gejala keracunan yang diderita para siswa tersebut berasal dari permen pasta gigi yang mereka konsumsi. Akibatnya, para siswa mengalami pusing, mual, muntah, hingga sakit tenggorokan.

"Kejadiannya sekitar pukul 7.00 WIB setelah membeli permen di luar lingkungan sekolah. Sekitar sejam kemudian, gejala mulai dirasakan para siswa seperti mual, muntah pusing dan sakit tenggorokan. Diduga mereka keracunan permen yang sudah kedaluwarsa," tutur Grace.

Setelah dibawa ke puskesmas, kata Grace, para siswa kemudian ditangani oleh para petugas kesehatan di sana. Setelah diobservasi selama sekitar dua jam, para siswa pun mulai pulih dan diperbolehkan pulang ke rumah.

Grace mengapresiasi pihak sekolah yang bertindak cepat ketika melihat gejala keracunan para siswa. "Begitu ada keluhan mereka langsung merujuk para siswa ke puskesmas sehingga cepat tertangani dan pulih," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat