kievskiy.org

Jalan PLTA Saguling Bandung Barat Banyak Titik Longsor, Berbahaya untuk Pengendara

Pengendara melintasi area longsor di Jalan PLTA Saguling, kawasan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Pengendara melintasi area longsor di Jalan PLTA Saguling, kawasan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah titik longsor bermunculan di Jalan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling yang menghubungkan kawasan Cipatat dan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kamis, 18 Januari 2024. ‎Kondisi itu membahayakan para pengendara yang melintas.

Berdasarkan pantuan di lokasi pada Kamis, 18 Januari 2024 siang, titik-titik longsor tersebut bertebaran di tepi jalan. Beberapa material longsor seperti tanah dan batu bahkan masuk ke badan jalan. Tak cuma longsor, beberapa potongan pohon tumbang juga terlihat di sana.

Rizal Efendi (32), warga Kampung Cijambe, Desa/Kecamatan Saguling, KBB, mengatakan, longsor terjadi sepekan lalu akibat hujan deras yang melanda kawasan itu. Guguran tanah dan batu tersebut tak terjadi sekaligus. "Nungtut itu mah (Berangsur-angsur longsornya)," katanya.

Meskipun belum sampai menutup dan memutus akses, Rizal menilai longsor bisa kembali terulang. Soalnya, curah hujan masih terbilang tinggi. Jika hujan deras kembali melanda, lanjut Rizal, hanya butuh 2-3 jam untuk longsor terjadi. Dia mengatakan, perlintasan tersebut memang rawan longsor dan pohon tumbang. Akses penghubung dua kecamatan, yakni Cipatat dan Saguling, juga cukup ramai dilintasi warga.

Warga dari Rajamandala melintasi jalur tersebut saat menuju Saguling. Demikian pula sebaliknya.

Pengendara melintasi area longsor di Jalan PLTA Saguling, kawasan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Pengendara melintasi area longsor di Jalan PLTA Saguling, kawasan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

Akses juga ramai karena menjadi perlintasan warga yang ingin berkunjung ke sejumlah destinasi wisata seperti Sanghyang Heuleut, Cikahuripan, Curug Halimun.

Apabila terputus akibat longsor, Rizal memastikan aktivitas warga bakal terganggu. Warga mesti mengambil jalan lain yang lebih memutar ke arah kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang. Rizal mengerti betul betapa pentingnya perlintasan itu.

Pasalnya, ia juga melintasinya saat menuju tempat usaha dagang sayurannya di pasar kawasan Rajamandala. Apabila jalur terputus, Rizal memilih tak berdagang ketimbang memaksakan diri berangkat ke pasar.

Sementara itu, warga Saguling lain, Iduh (54) mengamini rawannya jalur itu. Ia memberikan beberapa saran kepada pengendara yang akan melintasinya. "Ningal situasi (Harus melihat kondisi cuaca)," ucapnya. Jika cuaca cerah, pengendara bebas saja melewatinya. Apabila hujan deras, ia menilai pengendara lebih baik menghindari jalur tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat