kievskiy.org

Kenapa Orang Berkacamata Disebut Pintar?

Ilustrasi kacamata.
Ilustrasi kacamata. /Pixabay/Martine

PIKIRAN RAKYAT – Simak alasan orang berkacamata dijuluki sebagai orang yang pintar. Padahal ada alasan di balik dipakainya aksesoris yang juga membantu mengoptimalkan indra penglihatan tersebut.

Studi terhadap orang berkacamata dan kaitannya dengan orang pintar ternyata sudah diungkap Jurnal Nature Communications, dilansir dari laman The Guardian. Selain itu, hal itu juga diungkap pengacara Harvey Slovis asal New York, Amerika Serikat.

Mengapa orang berkacamata disebut pintar?

Jurnal Nature Communications menyatakan kaitan orang berkacamata dengan kepintaran lebih kepada gen orang cerdas tersebut. Jurnla itu menyatakan orang yang lebih cerdas hampir 30 persen mungkin memiliki gen yang mengindikasikan mereka perlu berkacamata.

"Dalam studi tersebut, yang merupakan penelitian terbesar yang pernah dilakukan, para peneliti dari Universitas Edinburgh menganalisis data kognitif dan genetik dari lebih dari 300.000 orang berusia antara 16 dan 102 tahun yang telah dikumpulkan oleh UK Biobank dan konsorsium Charge and Cogent," kata riset tersebut.

Analisisnya adalah ada ketumpangtindihan genetik yang cukup signifikan antara fungsi kognitif umum, waktu reaksi, dan banyak variable kesehatan di dalamnya. Variabel kesehatan itu juga termasuk di antaranya umur panjang, hipertensi, dan penglihatan.

"Meskipun menjadi lebih cerdas mungkin dikaitkan dengan buruknya penglihatan, hal ini juga dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan yang positif. Para peneliti menemukan korelasi negatif antara fungsi kognitif dan sejumlah masalah kesehatan, termasuk angina, kanker paru-paru, dan depresi," ujarnya lagi.

Hubungan antara orang berkacamata dengan kepintaran itu adalah korelasi yang datanya acak, bukan hubungan konklusif yang lebih meyakinkan. Itu artinya hubungan itu lebih bersifat subjektif dan sulit diukur. Terlebih menghubungan kecerdasan dengan DNA belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Sedangkan, dalam konteks persidangan, pengacara meminta kliennya memakai kacamata agar terlihat lebih dapat diandalkan, pintar, rajin, dan jujur. Hal ini pula yang secara selaras disampaikan pengacara Harvey Slovis.

“Kacamata memperhalus penampilan sehingga tidak terlihat mampu melakukan kejahatan. Saya sudah mengadili kasus-kasus yang memiliki banyak sekali bukti, namun klien saya berkacamata dan dibebaskan. Kacamata itu menciptakan semacam pertahanan kutu buku yang tak terucapkan,” ujar Slovis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat