kievskiy.org

Gara-gara Virus Corona, Pesepak Bola yang Alami Gejala Depresi Meningkat Tajam

ILUSTRASI Depresi.*
ILUSTRASI Depresi.* /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Terhentinya kompetisi sepak bola akibat pandemi virus Corona Covid-19, membuat para pemain harus berjuang melawan stres. Pasalnya, menurut Asosiasi Pesepak Bola Internasional (FIFPro), jumlah pesepak bola yang mengalami gejala depresi meningkat tajam akibat terhentinya kompetisi.

Baru-baru ini, FIFPro mencatat, sebanyak 22 persen pesepak bola wanita dan 13 persen pesepak bola pria yang ikut serta dalam survei mengaku sudah mulai merasakan gejala-gejala depresi.

Gejala-gejala tersebut antara lain seperti lemas, kurang nafsu makan, kurang energi, dan kurang percaya diri. FIFPro kemudian membandingkan dengan hasil survei pada Desember 2019 dan Januari 2020.

Baca Juga: Suzuki Jamin Ketersediaan Suku Cadang di Tengah Pandemi COVID-19

Pada kurun waktu tersebut, 11 persen pesepak bola wanita dan enam persen pesepak bola pria alami gejala depresi, sebagaimana dikutip dari Antara News.

"Gejala depresi itu dirasakan oleh para pemain muda, baik pria maupun wanita, karena tiba-tiba harus melakukan isolasi diri," ujar Kepala Petugas Medis FIFPro, Vincent Gouttebarge, dilansir dari Reuters, Selasa 21 April 2020.

"Pada akhirnya itu memengaruhi pekerjaan dan masa depan mereka. Ini adalah masa yang penuh dengan ketidakpastian bagi para pesepak bola beserta keluarganya," kata Vincent.

Baca Juga: Dana Stimulus Dampak Penanganan Covid-19 Diprediksi Tetap Dibutuhkan Sampai Tahun 2022

FIFPro bekerja sama dengan Pusat Medis Universitas Amsterdam dalam survei tersebut. Melibatkan ribuan pesepak bola yang berasal dari 16 negara, dengan rincian sebanyak 1.134 pesepak bola pria berusia rata-rata 26 tahun, dan 468 pesepak bola wanita berusia rata-rata 23 tahun.

Vincent menyatakan, hampir 80 persen atlet yang disurvei mempunyai akses untuk mendapatkan dukungan bagi kesehatan mental mereka, biasanya melalui asosiasi pemain nasional yang ada di negara masing-masing

Sementara itu, Sekjen FIFPro Jonas Baer-Hoffman menegaskan, pihaknya tidak membuat pengecualian di antara para pesepak bola tersebut.

Baca Juga: Yana Umar Ungkap Basis Bobotoh se-Indonesia Bergerak Bagikan Sembako dan Masker

“Kami sadar bahwa hasil survei ini merupakan cerminan dari masalah yang terjadi di masyarakat luas," ucap Jonas.

"Karena sebenarnya mereka (pesepak bola) juga bagian dari masyarakat. Hanya saja, banyak yang salah paham dengan kehidupan yang mereka jalani,” ujar dia.

Jonas pun mengungkapkan ada banyak pesepak bola yang justru hidup dalam kondisi keuangan yang sulit saat ini.

“Mereka dikontrak rata-rata kurang dari dua tahun dengan pendapatan rata-rata yang tidak jauh berbeda dari masyarakat umum. Bahkan, banyak dari mereka yang hanya bergantung pada keterampilan sepak bola, sehingga tidak punya apa-apa jika hal buruk menimpa mereka,” tutur Jonas.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat