PIKIRAN RAKYAT - Ketika Lionel Messi masih harus melewati hari-hari penuh kerusuhan di Buenos Aires seusai membawa Argentina mengangkat trofi juara Piala Dunia 2022, Cristiano Ronaldo berada di simpang jalan yang ‘sunyi’.
Setelah berstatus ‘tanpa klub’ setelah didepak Manchester United pada November lalu, seperti dilaporkan Marca, dia masih berada di Dubai, Uni Emirat Arab, menunggu kepastian masa depan karier sepak bolanya.
Banyak orang menilai, bayang-bayang antiklimaks perjalanan karier gemilang megabintang Portugal tersebut disebabkan ulahnya sendiri yang tak mau berkompromi dengan egonya.
Semua itu berawal dari kisah kembalinya Ronaldo ke Manchester United. Di klub yang pernah membesarkannya itu, dia bukannya mengulang kegemilangan di awal kariernya, malah berseteru dengan manajemen, pelatih, bahkan pemain lain.
Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Ibu 2022, Desain Unik dan Cocok Dibagikan di Media Sosial
Klimaks perseteruan terjadi ketika keluh kesah dan kritik Ronaldo kepada petinggi klub dan pelatih Erik ten Hag disampaikan kepada jurnalis Inggris, Piers Morgan, dalam sebuah wawancara.
Dalam sesi wawancara tersebut, Ronaldo secara terbuka menyebutkan bahwa beberapa petinggi klub Setan Merah dan Erik ten Hag sengaja menjadikannya kambing hitam dan berniat segera mendepaknya dari klub.
"Tidak hanya pelatih, tetapi dua atau tiga orang lain yang ada di sekitar klub," kata Ronaldo, dalam wawancara eksklusif dengan Piers Morgan, yang dikutip dari Mirror.
Pernyataan Ronaldo berbuntut panjang. Tidak lama berselang, sesaat menjelang kick-off Piala Dunia 2022, Manchester United mengumumkan telah melepas Ronaldo.