kievskiy.org

Saksi Hidup Kisahkan Awal Mula Rivalitas Viking dan The Jakmania di Derbi 1999 Persib vs Persija

Ilustrasi. Viking Persib Club menolak aturan suporter dilarang hadir di laga tandang.
Ilustrasi. Viking Persib Club menolak aturan suporter dilarang hadir di laga tandang. /Pikiran Rakyat/Armin Abdul Jabbar

PIKIRAN RAKYAT – Rivalitas Persib dan Persija berlangsung panas disertai dengan rivalitas kedua pendukung kesebelasan tersebut. Viking kelompok pendukung fanatik Maung Bandung kerap bentrok dengan The Jak kelompok militan pendukung Macan Kemayoran.

Tak jarang, bentrokan kedua pendukung kesebelasan tersebut berakhir dengan hilangnya nyawa suporter. Terakhir, Haringga Sirla (23) suporter Persija harus meregang nyawa usai dikeroyok oknum suporter Persib pada laga Liga 1, Minggu 9 September 2018 yang lalu.

Eko Noer Kristiyanto alias Eko Maung menjadi saksi hidup derbi Indonesia yang mencekam antara Persib Bandung vs Persija Jakarta di Stadion Siliwangi pada era 1999an yang lalu. Eko Maung menuturkan kisah awal mula rivalitas Viking dan The Jak kepada Pikiran-rakyat.com tanpa mewakili organisasi manapun.

Saksi Hidup Awal Mula Rivalitas Viking dan The Jak

Sejarah mencatat, bentrokan pertama antara Persib Bandung vs Persija Jakarta terjadi pada era Liga Indonesia musim 1998-1999. Saat itu, leg kedua derbi klasik Indonesia digelar di Stadion Siliwangi.

Baca Juga: Persija vs Persib di BRI Liga 1, Laga Sengit Derbi Terbesar di Indonesia

“Itu terjadi sekitar tahun 1999-2000 ya tolong dicek saya lupa lagi, pokoknya saat itu Persib dapat dikatakan lagi biasa-biasa banget. Bahkan maaf, Persib bisa dikatakan nggak diperhitungkan, nama-nama pemain juga jauh dari kata mentereng. Sedangkan Persija, ketika itu lagi bagus-bagusnya, ada nama-nama tenar. Ada nama Luciano Leandro, Dedy Umarella, kalau tidak salah Nur Alim lagi main juga di Persija saat itu,” kata Eko Maung menuturkan awal mula bentrokan pertama antara Viking dan The Jak.

Saat itu, Persib kalah dengan skor 1-3 untuk keunggulan tim tamu, Persija Jakarta. Meskipun saat itu performa Maung Bandung sedang tidak diperhitungkan, namun animo Viking yang ingin menyaksikan pertandingan tersebut sangat membludak.

Sementara itu, Persija memiliki kelompok suporter yang baru berdiri pada 1997. Saat itu, kelompok The Jakmania, sebutan kelompok pendukung Persija, tengah melakukan konsolidasi dan menikmati tur tandang ke berbagai stadion yang dikunjungi Macan Kemayoran.

Eko Maung menduga, saat itu The Jak belum terbiasa dengan suasana stadion yang penuh oleh pendukung karena kelompok tersebut baru terbentuk. Situasi di Stadion Siliwangi yang dipenuhi Viking menjadi awal ricuh dua kelompok suporter tersebut.

“Kalau di Bandung dari dulu nyari tiket susahnya minta ampun, apalagi ini Big Match lawan Persija, semua Bobotoh pada pingin nonton dan mainnya di Stadion Siliwangi yang kapasitasnya tidak sampai 30.000. Jadi dapat dibayangkan, orang Bandung saja susah nonton, susah dapat tiket, tiba-tiba datang sekitar 8 bis suporter Persija. Jadi bobotoh saja banyak yang tidak bisa masuk dan yang tidak masuk itu bukan lagi ratusan bahkan ribuan penonton,” ucap Eko Maung menuturkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat