kievskiy.org

Penjualan Apartment Stagnan

BANDUNG, (PR).- Sejumlah pengusaha properti masih berminat mengembangkan apartemen di Kota Bandung. Namun penjualan apartemen di Bandung stagnan sejak 1,5 tahun lalu. 

Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD Jabar, Irfan Firmansyah mengatakan, hunian horisontal memerlukan lebih banyak lahan dan mempersempit ruang gerak. Sementara jumlah penduduk yang terus bertambah semakin mempersempit lahan. Maka tempat tinggal vertikal menjadi alternatif tempat tinggal di Bandung. 

Menurut Irfan, apartemen tidak hanya menjadi solusi kebutuhan rumah tinggal. Apartemen juga dapat dijadikan sebagai investasi. Maka, tidak heran bila masyarakat membeli apartemen untuk dijual kembali sewaktu-waktu. Apartemen bisa menjadi aset yang nilainya relatif naik terus dan dapat dijual sewaktu-waktu. "Bahkan, pemilik apartemen yang memiliki tujuan investasi jumlahnya cukup signifikan. Oleh karena itu, para pengusaha yang memiliki minat terhadap sektor tersebut semakin tertarik untuk membangun apartemen. Apalagi, Kota Bandung semakin ramai oleh wisatawan," katanya Irfan, Jumat, 25 Maret 2016.

Apartemen, kata Irfan, juga bisa disewakan untuk waktu singkat, misalnya dalam jangka waktu mingguan atau bulanan oleh pemiliknya. Walaupun tetap saja, mesti diperhatikan apakah cara seperti ini akan merugikan pihak lain, sektor perhotelan misalnya.

Meski demikian, penjualan apartemen sejak 1,5 tahun lalu tergolong stagnan. "Penjualan relatif stagnan dan sulit untuk meningkatkan penjualan. Sebabnya, daya beli masyarakat mengalami penurunan sejak 1,5 tahun terakhir. Itu sebabnya penjualan apartemen terkesan lesu," katanya.

Ia mengatakan, lesunya penjualan unit apartemen bukan berarti apartemen kini tidak dibutuhkan. Sebaliknya, kebutuhannya terus mengalami peningkatan, akan tetapi masyarakat masih sangat selektif untuk membelanjakan uangnya. Hal itu tidak terjadi pada sektor properti saja, tapi pada sektor yang lain juga.

Menurut Irfan, seluruh sektor cukup terpukul pada dua tahun terakhir. Daya beli masyarakay menurun akibat berbagai faktor. Imbasnya, kemampuan belanja masyarakat menurun dan menjadi sangat selektif untuk menggunakan uangnya. Terlebih lagi, untuk pengeluaran berjumlah besar dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka pada umumnya khawatir apakah di kemudian hari mereka masih memiliki kemampuan untuk membayar cicilan.

"Akan tetapi, dunia usaha mesti tetap optimis. Kondisi tersebut pasti akan berlalu. Oleh karena itu, para pelaku usaha yang berminat di sektor apartemen tidak perlu mengurungkan niatnya. Sebab, kebutuhan terhadap apartemen diyakini terus semakin tinggi. Tinggal, bagaimana cara memulihkan daya beli masyarakat. Apalagi, masyarakat juga semakin cerdas, terbukti mereka yang membeli unit apartemen sebagian besar untuk tujuan investasi, bahkan hampir 80 persen. Artinya, masyarakat juga memiliki animo yang besar untuk berinvestasi pada sektor tersebut," kata Irfan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat