BANDUNG, (PR).- Gubernur Jawa Barat sempat memasang target bahwa daerahnya akan jadi provinsi domba. Sudahkah rencana 2012 tersebut terealisasi?
Kepala Bidang Pengembangan Usaha Dinas Peternakan Jabar, Taufik Garsadi menegaskan, dari jumlah populasi, pihaknya sudah sangat siap.
Berdasarkan data terbatu, target populasi domba di Jabar justru melampaui yang telah ditetapkan. Dari target sebanyak 9.942.711 ekor, Jabar mampu menghasilkan sebanyak 10.612.726 ekor. Artinya, ada surplus sebanyak 670.015 ekor.
"Kalau parameternya populasi, maka kami optimis Jabar sudah dalam kondisi siap. Akan tetapi, bila parameternya adalah konsumsi terhadap daging hewan tersebut, maka hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak terkait," katanya, Senin, 28 Maret 2016.
Menurut dia, perlu waktu untuk memahamkan dan meyakinkan masyarakat yang sudah terlanjur percaya terhadap mitos daging domba/kambing. Misalnya soal kolesterol jahat yang terkandung dalam daging tersebut.
Berdasarkan pengamatan dinas tersebut terhadap permintaan daging domba/kambing dan para peternaknya, peluang memaksimalkan penyerapannya sangat potensial. Apalagi, daging domba/kambing sangat digemari oleh negara Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Apakah itu dari sisi permintaan musiman pada musim haji, atau memang karena selera orang Arab yang gemar daging domba/kambing.
Hanya saja, karena pengelolaan ternak domba/kambing masih belum seperti sapi dan ayam. Oleh karena itu, pihak peternak rakyat masih sedikit kesulitan untuk memenuhi permintaan dari negara tersebut.
Misalnya, jenis permintaan dari negara tersebut yakni adanya produk seragam berupa kambing dengan berat yang serupa sebanyak 1.000 ekor. Untuk para peternak rakyat, hal tersebut masih sulit untuk dipenuhi. Berbeda dengan sapi dan ayam yang sudah masuk industrialisasi.
"Para peternak domba/kambing di Jabar pada umumnya masih peternak rakyat yang beternak dalam skala kecil. Malah, kadang beternak domba/kambing juga dijadikan sebagai sampingan," katanya.***