kievskiy.org

KH Miftah Faridl: Bangun Ekonomi Umat dengan Prinsip Taawun

KH Miftah Faridl dalam silaturahim bertajuk ‘Sharing Economy Perspektif Syariah’ yang dihelat Sinergi Foundation di Hotel Grand Pasundan Bandung, Sabtu 6 Mei 2017.*
KH Miftah Faridl dalam silaturahim bertajuk ‘Sharing Economy Perspektif Syariah’ yang dihelat Sinergi Foundation di Hotel Grand Pasundan Bandung, Sabtu 6 Mei 2017.*

BANDUNG, (PR).- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung Prof. Dr. KH Miftah Faridl mengatakan bahwa umat Islam harus bahu membahu membangun ekonomi umat dengan prinsip saling menolong (taawun). Ekonomi umat yang kuat akan membentengi akidah Islam.

"Membangun ekonomi umat harus dimulai dengan prinsip taawun. Contoh sederhana kita berbelanja produk di tempat umat Islam dengan niat membantu perekonomiannya. Insya Allah kita berpahala karena niat membantu saudara Muslim juga," kata KH Miftah Faridl dalam silaturahim bertajuk "Sharing Economy Perspektif Syariah" yang dihelat Sinergi Foundation di Hotel Grand Pasundan Bandung, Sabtu 6 Mei 2017.

Sebagai Ketua MUI, ia mendapat laporan dari daerah bahwa banyak kaum Muslimin murtad lantaran permasalahan ekonomi. "Karenanya taawun ini penting, salah satunya untuk membentengi akidah kita," kata Ketua Dewan Pembina Sinergi Foundation ini.

Miftah pun menegaskan bahwa Rasulullah hidup menjadi pengusaha hingga usia 40 tahun. "Baru setelah itu menjadi Nabi dan Rasul," katanya. Pun dengan masuknya Islam ke nusantara, menurut dia, kebanyakan para pengusaha asal Arab memiliki peranan penting dalam mendakwahkan Islam hingga mayoritas penduduk Indonesia kini beragama Islam.

"Ke depan, kita harus bangun langkah strategis antara para dai dan ustaz dengan pengusaha," katanya.

Perlu bersinergi

Hal senada dikatakan praktisi ekonomi yang juga Ketua Majelis Taklim Wirausaha (MTW) Valentino Dinsi. Pada acara yang sama, ia mengatakan bahwa kebangkitan Indonesia berawal dari kebangkitan ekonomi umat. "Kalau kita melihat kebangkitan bangsa Turki, kita dapat mengambil pelajaran bahwa kebangkitan dimulai dari gerakan ekonomi," kata Valentino Dinsi.
Ia mencontohkan bagaimana Turki yang pada awal tahun 2000 mengalami keterpurukan ekonomi bisa bangkit hingga sekarang menjadi negara besar di bawah kepemimpinan Presiden Erdogan.

"Bagaimana kita lihat suku bunga Turki dari 2.000 persen. Padahal dulu saat kita krisis saja masih 200 persen. Dan selama 8 tahun, Turki bisa bangkit melalui ekonomi," kata Ketua 1 Koperasi Syariah 212 ini. Valentino pun menyampaikan kebangkitan negara Jepang, Korea hingga Cina bermula dari ekonomi. "Dan di Indonesia dengan mayoritas Muslim memiliki potensi yang besar, di sini peran sharing economy untuk saling bersinergi," kata Valentino.

Seperti masjid, menurut Valentino, di Indonesia saja ada lebih dari 1 juta masjid dengan potensi pengumpulan dana hingga 8 triliun. "Dana ini bisa kita gulirkan untuk usaha bersama, bisa dibayangkan jika saling bersinergi seperti membangun usaha bersama," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat