JAKARTA, (PR).- Pembayaran zakat non tunai semakin diminati masyarakat Indonesia. Selain mempermudah pembayaran, fasilitas transaksi non tunai yang disediakan lembaga penyalur zakat juga dapat meningkatkan jumlah donasi.
Chief Executive Officer Rumah Zakat, Nur Efendi, mengatakan Rumah Zakat membukukan lebih dari 217.000 donatur berdonasi di tahun 2017 lalu. Dari jumlah tersebut, sebanyak 77 persen donasi dilakukan secara non tunai. "Yang lebih istimewa adalah, 15% donasi cashless tahun 2017 dilakukan melalui platform Rumah Zakat yang baru diluncurkan 2016 lalu," ujar Nur di Jakarta, Selasa 17 April 2018.
Nur mengatakan, penghimpunan donasi melalui platform ini meningkat hampir 130 persen sejak diluncurkan. "Kami melihat tren penggunaan platform donasi online yang sangat positif. Oleh karena itu, kami luncurkan fitur kemudahan berbagi melalui SharingHappiness.org 3.0 di Bulan Ramadhan kali ini," ujarnya.
Menurut Nur, Rumah Zakat telah menghimpun dana Rp24miliar dari 25.000 donatur sejak platform ini diluncurkan. Dari dana tersebut, Rumah Zakat telah berhasil mendanai 280 proyek sosial hingga Maret 2018.
Respon positif dari para donatur dan masyarakat Indonesia menjadi motivasi Rumah Zakat untuk senantiasa melakukan perbaikan dan kemudahan bagi para pengguna platform. Perbaikan tersebut diantaranya banyaknya pilihan program sosial kemanusiaan, dashboard untuk melihat perkembangan program, proses donasi yang bisa dilakukan kapan dan di mana saja, serta ada ‘wish list’ yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan dan cek daftar program favoritnya.
“Tidak hanya berbagi, insya Allah dalam waktu dekat ini juga para donatur dan pengguna SharingHappiness.org dapat membuat program penggalangan dana sendiri. Penggalangan dana dapat dilakukan untuk mendukung program yang sudah ada, atau juga program baru yang menjadi permasalah sosial di sekitar anda. Doakan kami untuk senantiasa mengupgrade fitur-fitur kemudahan ini,” kata Nur.
![](https://kievskiy.org/#STATIC#/public/image/2015/07/zakat.jpg)
Desa berdaya
Sementara itu di tahun 2018, Rumah Zakat menargetkan untuk bisa membina 1.234 Desa Berdaya di seluruh Indonesia. “Desa Berdaya adalah proses pemberdayaan wilayah berdasarkan pemetaan potensi lokal di bidang ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan pendidikan. Untuk merealisasikan hal ini kami tentu harus bermitra dengan berbagai stakeholder lokal hingga nasional,” ujar Nur.
Dia menambahkan, salah satu mitra yang vital untuk merealisasikan program tersebut adalah para Fasilitator Desa Berdaya. "Mereka adalah para pemuda pelopor di wilayahnya, yang menjadi mitra Rumah Zakat untuk menjadi pendamping, pemberdaya, surveyor program, penggerak lingkungan, bahkan menjadi advokat,” kata Nur.