kievskiy.org

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Dijanjikan Mereda 2019

PENGUNJUNG membubuhkan tandatangan  pada aksi Bukti Nyata Cinta Rupiah di area Car Free Day Dago, Jalan Ir Juanda, Kota Bandung, Minggu, 23 September 2018. Kegiatan yang digelar oleh BEM Rema UPI  sebagai bentuk kampanye cinta rupiah tersebut diisi juga dengan berbagi pengetahuan kepada masyarakat penyebab merosotnya nilai tukar rupiah diantarannya situasi politik yang tidak stabil dan impor berlebih.*
PENGUNJUNG membubuhkan tandatangan pada aksi Bukti Nyata Cinta Rupiah di area Car Free Day Dago, Jalan Ir Juanda, Kota Bandung, Minggu, 23 September 2018. Kegiatan yang digelar oleh BEM Rema UPI sebagai bentuk kampanye cinta rupiah tersebut diisi juga dengan berbagi pengetahuan kepada masyarakat penyebab merosotnya nilai tukar rupiah diantarannya situasi politik yang tidak stabil dan impor berlebih.*

JAKARTA, (PR).- Bank Indonesia optimis jika tekanan Rupiah akan mereda tahun 2019. Hal itu dipengaruhi oleh faktor-faktor pelemahan Rupiah yang berkurang.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, ‎pelemahan Rupiah banyak dipengaruhi oleh tekanan global salah satunya adalah kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika The Fed. Tahun ini, The Fed telah menaikan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali dan diprediksi akan melakukannya lagi pada Bulan Desember. Sementara tahun depan, The Fed diprediksi hanya menaikan suku bunga acuannya dua kali.

Perry mengatakan, investor juga akan kembali menanamkan modalnya ke negara berkembang. "Investor yang kemarin menarik modalnya drai negara berkembang tidak mungkin terus-terusan memegang uang tunai. Mereka akan kembali mengalirkan modalnya ke negara-negara bekermbang," kata dia saat seminar Rezim Devisa dan Strategi Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah yang diselenggarakan Fraksi Golkar di Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.

Selain itu, Perry mengapresiasi ‎langkah pemerintah yang mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan defisit transaksi berjalan. Hal itu akan mengurangi kebutuhan Indonesia akan devisa. "Dalam kondisi normal, sebenarnya defisit transaksi berjalan merupakan hal normal. Namun hal ini menjadi perlu diatasi jika dalam keadaan bergejolak," ujar dia.

Hal senada dikatakan‎ Ekonom Universitas Gajah Mada Tony prasentiantono. Dia mengatakan, saat ini terjadi perdebatan terbuka antara Gubernur Bank Sentral AS dan Presiden Trumph. "Gubernur The Fed maunya suku bunga naik karena ekonomi Amerika terancam over heating, konsumsi masyarakat naik sehingga inflasi pun naik. Namun di sisi lain, Trumph inginkan suku bunga‎ tidak terus naik karena mengganggu ekspor dan daya siang AS," ujar dia.

‎Tony memprediksi The Fed tidak akan menaikan suku bunga lebih dari 3,25 %. Dia bahkan tidak menutup kemungkinan ‎ The Fed hanya menahan suku bunganya sampai 3%. " Seperti diketahui, The Fed baru saja menaikan suku bunganya menjadi 2,75% pada September 2018.

‎Tony mengatakan, pelemahan Rupiah saat ini sebenarnya lebih banyak dipengaruhi oleh harga minyak dunia yang meningkat tajam menjadi 85 Dolar AS per barel.‎ Sementara Indonesia merupakan negara pengimpor minyak. Hal ini mendorong defisit neraca perdagangan menjadi semakin dalam.

Meskipun demikian, Tony memprediksi harga minyak tidak akan setinggi ini pada tahun depan. Sebelumnya telah diprediksi bahwa minyak produksi Amerika Serikat akan mengalami puncaknya pada tahun 2020. Hal itu menyebabkan suplai minyak dunia bertambah dan harga pun menurun dibandingkan tahun ini. "Tapi tetap saja menurut saya harga minyak tersebut tidak serendah yang dipatok APBN sebesar 48 Dolar AS per barel," ujar dia.

Pelemahan rupiah masih mungkin berlanjut

Sementara itu ekonom Rizal Ramli mengatakan, nilai tukar Rupiah sebesar Rp 15.000 per Dolar AS ini masih babak awal. Dia memprediksi pelemahan nilai tukar Rupiah masih terus berlanjut dipengaruhi tiga faktor.

Terkini Lainnya

  • Pelemahan rupiah masih mungkin berlanjut

  • Tags

  • nilai tukar rupiah

  • Bank Indonesia

  • Rizal Ramli

  • impor

  • migas

  • Artikel Pilihan

  • Terkini

  • Ketentuan Uang Pensiun PNS, Lengkap dengan Formula Perhitungannya

  • Kapan Dana Pensiun Diberikan? 6 Kondisi Ini Jadi Penentunya

  • Joe Biden Urung Nyapres, Harga Emas dan Bitcoin Melonjak

  • Hati-hati Pakai QRIS, BI Beri Imbauan

  • Jenis, Fungsi, dan Contoh Dana Pensiun, Intip Keuntungannya

  • Polling Pikiran Rakyat

  • Terpopuler

  • Prediksi Skor AS Roma vs FK Kosice, Dilengkapi Starting Line-up Pemain

  • Sandiaga Uno Khawatirkan Kekuatan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar: Rekam Jejak Baik, Survei Unggul

  • Produsen Roti Aoka Bantah Pakai Pengawet Kosmetik: Kami Kantongi Izin Edar, dan Aman bagi Kesehatan

  • Jusuf Kalla: Masjid Harus Bisa Memakmurkan Jemaah, Tak Melulu Dimakmurkan Jemaah

  • LDII Kota Bandung dan Pemerintah Sinergi Tangani Judi Online dalam FGD Road to Musda VIII

  • Prediksi Skor Persib Bandung vs Borneo FC Piala Presiden 22 Juli 2024: Statistik, Head to Head, Susunan Pemain

  • Prediksi Skor Persis Solo vs PSM Makassar Piala Presiden 22 Juli 2024: Statistik, Head to Head, Susunan Pemain

  • Sodium Dehydroacetate Ternyata Bisa untuk Roti, Viral Gegara Disebut Bahan Berbahaya dalam Roti Aoka

  • Sejarah Stasion Radio Tjililin, Sinyal Pertama Penghubung Cililin-Belanda

  • Roundup: BRT Bandung Raya Tak Bisa Dipaksa, Karakter Masyarakat dan Jalan Kecil Jadi Pertimbangan

  • Berita Pilgub

  • Kaesang Pangarep Siap Dampingi Ahmad Luthfi di Pilgub Jateng? Ini Kata Gerindra

  • PDIP Akui Penggeledahan KPK Berdampak Terhadap Elektabilitas Calon Wali Kota Semarang

  • Siapa Pendamping Ahmad Luthfi? Kaesang Pangarep Dalam Sorotan

  • Dukungan Partai NasDem bikin PKB Pede Anies dapat ‘Perahu’

  • 10 Kandidat Calon Gubernur Sulawesi Selatan 2024 Paling Berpengaruh dan Terkuat, Persaingan Semakin Ketat?

  • Pikiran Rakyat Media Network

  • Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
    Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022

Tautan Sahabat