BANDUNG, (PR).- Tingkat pemahaman masyarakat Indonesia terhadap asuransi dinilai masih sangat kurang. Tidak aneh jika jumlah masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi sangat minim dibandingkan dengan negara-negara lain.
Berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pada tahun 2017 lalu, masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi baru mencapai 1,3%. Angka tersebut sangat jauh dibandingan dengan jumlah penduduk Indonesia.
"Ini menandakan edukasi literasi asuransi di Indonesia masih kurang. Sehingga masyarakat belum mengetahui mengenai asuransi dan juga manfaatnya yang bisa didapatkan dengan memiliki asuransi," ujar Head of Brand & Product Campaign Manulife, Henry Widagdo, Kamis 12 September 2019, dalam rilis yang diterima Pikiran Rakyat.
Salah satu manfaat dari kepemilikian asuransi adalah merencanakan masa tua atau saat memasuki masa pensiun. Sesuai dengan Manulife Investor Sentiment Index (MISI) tahun 2017 lalu, sebanyak 81% masyarakan optimistis menghadapi masa tua mereka. Hanya 19% yang merasakan khawatir akan kehabisan uang saat memasuki masa pensiunan nanti.
Selain itu, masih berdasarkan data, sebanyak 27% dari 50 juta pekerja di Indonesia memiliki asuransi dana pensiun. Selebihnya, banyak mengandalkan dana pensiun yang berasal dari perusahaan tempatnya bekerja.
"Karena merasa cukup mendapatkan dana pensiun dari kantor atau perusahaan tempatnya bekerja, jadi tidak menjadi nasabah asuransi," terangnya dalam acara peluncuran MiFuture Income Protector (MiFIP) untuk Persiapan Hari Tua Nasabah tersebut.
![](https://static.pikiran-rakyat.com/public/medium/public/2019/09/nPwMJRKpHeZyfZtYUpnzvda1uns2jsz6sNEVKLmX.jpeg)
Kondisi ini, lanjut Henry, tidak menutup kemungkinan akan melahirkan generasi sandwich. Dalam arti, seseorang harus menanggung beban untuk membiayai orangtuanya dan juga keluarganya. "Tentunya, kita tidak ingin generasi sandwich ini lahir di Indonesia," jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, pada tahun 2020 nanti rasio ketergantungan orang nonproduktif kepada orang produktif akan meningkat. Satu orang produktif akan menanggung 48 orang nonproduktif.