PIKIRAN RAKYAT - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyebut industri pulp and paper (kertas dan bahan kertas) menjadi salah satu sektor yang terus mengalami peningkatan utilitas di Indonesia.
Tercatat, pada Februari 2022, utilitas pulp and paper berada di angka 87,3 persen. Besaran ini menjadi tertinggi kedua setelah industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki.
Menko Airlangga menilai wajar jika industri kertas dan bahan kertas juga menjadi salah satu industri andalan ekspor Indonesia.
“Kinerja perdagangannya selama enam tahun terakhir selalu positif, dengan surplus terbesar di tahun 2020 senilai 4,1 miliar dolar AS,” tutur Airlangga Hartarto saat sambutan groundbreaking realisasi investasi produk kemasan berkelanjutan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, dalam keterangan, Selasa 29 Maret 2022.
Airlangga menambahkan, surplus tersebut sejalan dengan kinerja ekspor industri kertas dan barang dari kertas yang mengalami peningkatan. Total ekspor tahun 2021 mencapai 11,8 juta ton, yang menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-8 sebagai negara pengekspor pulp dan paper dunia.
Baca Juga: Bhayangkara FC Tutup Liga 1 dengan Kemenangan
Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan, setidaknya ada 103 perusahaan pada sektor industri kertas di Indonesia. Ratusan perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi kertas sebanyak 18,26 juta ton/tahun. Industri ini juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,36 juta orang dan menghasilkan devisa melalui ekspor sebesar 7,5 miliar dolar AS pada 2021.
Sebagai informasi, PT RAPP merupakan bagian dari APRIL Group. APRIL Group sendiri telah memperluas portofolio produknya di sektor hilir dengan menginvestasikan Rp 33,4 trilliun untuk mendirikan fasilitas produksi kertas kemasan lipat (paperboard) berkelanjutan.
Investasi tersebut akan berpengaruh pada peningkatan produksi kraft pulp sebesar 1,06 juta ton, 600 ribu ton Bleached Chemi-Thermo Mechanical Pulp (BCTMP), dan pabrik kertas kemasan lipat (paperboard) berkapasitas 1,2 juta ton/tahun yang bersifat mudah terurai (biodegradable) dan mudah didaur ulang (recyclable).