kievskiy.org

Film Layar Lebar Kembali Angkat Tokoh Inspiratif

SALAH satu adegan film Mimpi Anak Pulau yang mengangkat tokoh inspiratif.*
SALAH satu adegan film Mimpi Anak Pulau yang mengangkat tokoh inspiratif.*

BANDUNG,(PRLM).- Kisah nyata yang sangat menginspiratif kembali diangkat ke layar lebar. Kali ini kisah nyata kehidupan dan perjuangan anak pulau dari Batam, Kepulauan Riau bernama Gani Lasa, satu di antara tiga sarjana pertama di Batam yang lahir dan besar di pesisir Nongsa. “Gani Lasa adalah tokoh inspiratif bagi masyarakat Kepulauan Riau. Dia adalah satu diantara tiga sarjana pertama di Batam yang lahir dan besar di pesisir Nongsa,” ujar Indra Sudirman, Executive Producer Mimpi Anak Pulau saat dihubungi, Senin (11/1/2016). Indra menuturkan, kisah Gani Lasa ini patut menjadi tauladan generasi muda. Sebab sebelum sukses hingga sekarang menjadi pejabat di Batam, dia melalui kisah hidupnya dengan penuh kepahitan. "Kisahnya itulah yang kini kami filmkan,” katanya. Mimpi Anak Pulau digarap oleh Nadinne Batam Production dan Studiopro 1226 Jakarta. Dengan sutradara KikI Nuriswan, film bergenre biografi drama ini sengaja mengambil setting lokasi sesuai aslinya di Batam. “Film ini memiliki makna penting bagi masyarakat Batam, khususnya bagi orang tua agar tidak menyerah dan terus berusaha menyekolahkan anaknya dengan segala daya dan upaya,” papar Kiki Nuriswan. Mimpi Anak Pulau nantinya tidak hanya ditayangkan di bioskop dalam negeri. “Ada kabar baik, nantinya film ini juga akan tayang di negara serumpun seperti Malaysia, Singapura dan Brunei,” kata Kiki. Banyak cerita dramatis dan mengharukan dalam film yang dibintangi Ray Sahetapy, Ananda Lontoh, Herdin Hidayat, serta aktris-aktris Malaysia seperti Dato Ahmad Tamimi dan Mardiana Alwi dan aktor cilik Daffa Permana ini. Dalam fil ini dikisahkan bagaimana Gani Lasa kecil sebagai anak yatim yang hidup dengan segala kemiskinan di kampung pesisir pantai yang jauh dan sepi. Hanya ada 40 kepala keluarga, tanpa listrik, tanpa air bersih. Ibunda Gani hanyalah pedagang kue. Tapi tekad, keberanian dan kemauan Gani Lasa untuk sekolah tetap tinggi. Gani kecil yang baru lulus SD harus mendayung sampan ke Tanjung Pinang dari jam 17.00 hingga pukul 06.00. Dia harus berjuang melawan ombak dan badai agar dapat melanjutkan sekolahnya di PGA Tanjung Pinang. Ketika di PGA itulah pertama kali Gani bersekolah menggunakan sepatu. Tak kalah pahit, ketika Gani harus merantau untuk menuntut ilmu di Yogyakarta. Sukses menyelesaikan sekolahnya, Gani Lasa kembali ke kampung halamannya, membangun kota Batam dan menghidupkan nelayan hingga sukses seperti sekarang ini.(Nuryani/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat