kievskiy.org

Sepotong Memori tentang Burgerkill Era Venomous, Raungan yang Lebih Beracun

Sampul album Venomous milik Burgerkill.
Sampul album Venomous milik Burgerkill. /Dok. Pikiran Rakyat.

PIKIRAN RAKYAT - Tulisan lama tentang Burgerkill—veteran metal/hardcore dari Bandung—ini dicatat sekira November 2011. Tahun yang sama ketika album keempat mereka, Venomous, dirilis (Juni 2011).

Kami tampilkan lagi tulisan itu sebagai pengingat. Kepada pembaca yang bijak lagi bestari, selamat membaca.

***

Burgerkill, kampiun metal Indonesia yang sudah tahan banting, tidak hadir secara instan sebagaimana biduan layar kaca yang dipilih melalui voting pemirsa. Mereka hadir dengan mengalami beragam dinamika dan perubahan, baik internal maupun eksternal. 

Ibarat baja stainless, Burgerkill telah ditempa palu metal selama bertahun-tahun lamanya, oleh sebab itu, mereka tentu telah teruji.

Ditemui penulis di sela-sela latihan di daerah Jalan. Gumuruh, Bandung, Jumat, 18 November 2011, kelima awak Burgerkill kala itu yakni Vicky (vokalis), Ramdhan (bassis), Eben (gitaris), Agung (gitaris), dan Andris (drummer) berbagi cerita mengenai perjalanan yang telah ditempuhnya.

Perjalanan panjang itu mulai dari pengalaman mereka melakukan tur di beberapa daerah di Asia Tenggara, tampil di festival musik terbesar di Australia, Big Day Out.

Mengenai perjalanan Burgerkill, Eben mengatakan, fokus memberi peranan penting. Selain itu, kemauan maupun kemampuan belajar pun punya peranan penting bagi perjalanan Burgerkill.

“Yang penting itu mau belajar. Kami bisa seperti ini karena mau belajar. Belajar membuat lagu, belajar mengurus bisnisnya, hingga belajar caranya merilis album. Semuanya pasti bisa, kalau kita mau belajar,” kata Eben.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat