PIKIRAN RAKYAT - Ki Hadjar Dewantara bukanlah sekedar simbol penggerak pendidikan di masa kebangkitan nasional, tetapi juga punya andil yang besar dalam kebudayaan.
Ia sempat menciptakan metode Sariswara yang bisa mengubah notasi nada pentatonis dalam gamelan ke notasi diantonis pada alat-alat musik Eropa.
Dengan cara ini, ia sempat memukau orang-orang Eropa karena memainkan tembang berjudul Kinanti Sandoong karya KGPAA Mangkunegoro IV menggunakan piano.
Baca Juga: Mobil Operasional Desa Sukamulya Raib, Kades: Pelaku Terekam CCTV, Orangnya Tinggi dan Agak Kurus
Lagu tersebut ditampilkan dalam Kongres Pendidikan Kolonial pertama tahun 1916, ketika pria bernama asli Soewardi Soerjaningrat itu dibuang ke Belanda.
Penontonnya terkesima dengan nada dan ritme yang khas serta baru bagi telinga orang Eropa.
Ketika kembali ke Indonesia, Ki Hadjar memainkannya menggunakan sebuah piano yang kini tersimpan di Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta.
Baca Juga: Gelandang Persib Ungkapkan Manfaat dari Latihan Mandiri
Piano klasik tersebut dibeli tahun 1918 sehingga saat ini usianya sudah mencapai 82 tahun.