PIKIRAN RAKYAT – Kasus dugaan pelecehan di ajang Miss Universe Indonesia telah mencoreng nama Tanah Air. Setelah para korban yang merupakan finalis buka suara dan melapor ke polisi, kasus tersebut jadi sorotan nasional hingga internasional.
Seluruh finalis yang berjumlah 30 orang disebut mengikuti kegiatan body checking, namun hanya beberapa orang yang berani melapor dan buka suara. Bahkan juara Miss Universe Indonesia 2023 justru memilih tutup mulut dan cari aman.
Oleh karena itu para korban kini bermunculan, dan mengungkap insiden body checking yang justru melecehkan perempuan. Para finalis merasa dihina dan direndahkan oleh oknum panitia di hadapan banyak orang.
Salah satu finalis Miss Universe Indonesia disebut tak layak jadi kontestan ajang kecantikan karena memiliki bekas luka. Sontak saja hal itu membuat para finalis depresi dan sakit hati dengan oknum panitia.
Baca Juga: Anies Baswedan Terima Lima Usulan Cawapres dari NU: bagi Kami Bukan Sekadar Soal Nama
Panitia yang kini sudah keluar dari Miss Universe Indonesia makin penasaran dengan kegiatan body checking tersebut. Pasalnya, hasil dari body checking yang justru melecehkan finalis itu justru tidak digunakan sama sekali untuk fitting atau acara penjurian.
"Ternyata temen gue yang duduk di meja judge, ternyata pas ngelihat dokumen penilaian, tidak ada body check, jadi dia nilai apa dong?” ujar Rio Motret, selaku mantan visual director Miss Universe Indonesia, dikutip dari YouTube Deddy Corbuzier pada Jumat, 11 Agustus 2023.
Rio merasa kegiatan body checking yang dialami finalis adalah tindakan pelecehan. Bahkan tindakan tersebut juga masuk dalam penyimpangan.
“Itu dia kejanggalan dari kasus ini, kalau ada nilainya mungkin itu buat penilaian. Dan ini semacam kayak pelecehan dan penyimpangan,” kata sang fotografer menambahkan.