PIKIRAN RAKYAT - Bukan hanya festival, tapi juga pergerakan. Jargon itu yang kerap disuarakan dari Synchronize Fest, sebuah festival tahunan berkala yang sudah berlangsung sejak tahun 2000.
Dalam konteks pengembangan musik lokal, jargon tersebut mungkin sangat menemukan relevansinya. Pergelaran Synchronize Fest, dari tahun ke tahun, selalu menonjolkan kelokalan dari aspek musikal.
Bila melihat penyelenggaraan festival musik di tanah air, beberapa penyelenggaraan festival kerap menjual musisi luar negeri sebagai daya tariknya. Namun, tidak demikian dengan Synchronize Fest. Dari pergelaran dimulai sampai puncak acaranya pada malam hari, semua pengisinya berasal dari tanah air.
Synchronize Fest 2023 yang diselenggarakan pada 1-3 September 2023 banyak menampilkan beragamnya identitas musik lokal yang dimainkan oleh musisi baru, maupun yang sudah lama malang melintang.
Baca Juga: Synchronize Fest 2023: Kuntari Bakar Semangat Penonton dengan Performa Spektakuler
Hal tersebut sekaligus menjadi katalis untuk upaya-upaya penguatan musik lokal, utamanya dalam hal memunculkan pendengar baru. Penuturan salah satu pengunjung Synchronize Fest 2023, Ucha Julistian Mone, menjadi cermin dari hal tersebut.
Ucha mengenang saat pertama kali mendengarkan musik dari band The Jansen pada Synchronize Fest 2022. Ia mengakui langsung menyukai pertama kali band tersebut saat melihatnya live.
"Zaman Synchronize Fest tahun 2022 gue liat pertama kali The Jansen. Terus sampai sekarang menjadi demen. Sebetulnya, kayak gini-gini itu (Synchronize Fest) bisa mancing pendengar baru," katanya saat ditemui hari terakhir Synchronize Fest di Jakarta pada Minggu, 3 September 2023.
Band favorit Ucha kembali tampil dalam Synchronize Fest 2023. The Jansen tampil sebagai band penutup di Lake Stage pada pagelaran Synchronize Fest 2023 hari kedua.