kievskiy.org

Adi Pernah Berdiri di Depan Rumah Nimas Sabella dari Malam hingga Subuh

Ilustrasi penguntit. Nimas menceritakan bahwa Adi tak pernah masuk ke rumahnya.
Ilustrasi penguntit. Nimas menceritakan bahwa Adi tak pernah masuk ke rumahnya. /Pixabay/JMSchiele

PIKIRAN RAKYAT - Kisah Nimas dan Adi Pradita viral di media sosial X. Wanita asal Surabaya bernama lengkap Nimas Sabella itu mengungkapkan kisahnya yang diteror oleh Adi Pradita sejak 2013. Mereka sebenarnya merupakan teman sekelas ketika duduk di bangku SMP.

Kala masih sekolah, Nimas memberikan uang Rp5.000 karena merasa iba dengan Adi yang tidak mempunyai uang saku. Namun, setelah itu, Adi justru terobsesi pada Nimas dan menerornya sampai 10 tahun.

Puncaknya pada 2018. Kala itu, Adi membuat Nimas benar-benar ketakutan karena berdiri di depan rumah wanita yang dicintainya itu sejak pukul 1.00-5.00 dini hari.

“Berdiri doang. Dia tidak pernah masuk rumah. Berdiri. Ya, sudah di depan rumah dari jam 1 malam sampai hampir subuh. Nah, itupun karena ketahuan tetangga saya mau sholat subuh, kan, gitu. Terus sebenarnya sudah ada anak-anak nongkrong di situ,” kata Nimas.

Anak-anak nongkrong tersebut sempat bertanya pada Adi tentang apa yang dilakukannya di depan rumah Nimas. Alih-alih menjawab, Adi justru terdiam. Adi bergeming hingga akhirnya dia pulang ketika warga keluar untuk melaksanakan sholat subuh di masjid. Nimas mengetahui hal tersebut dari Adi.

“Jadi aku tahunya ketika dia besoknya tuh (bilang) begini, 'Aku di depan rumahmu, lho, cantik dari jam sekian sampai jam sekian.' Dia cuma ngomong, saya percaya,” ucap Nimas dikutip Pikiran Rakyat dari kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Jumat, 24 Mei 2024.

Ekstrover vs introver

Nimas percaya karena ada yang melaporkan kejadian tersebut pada sang ibu. Lebih lanjut, Nimas menceritakan bahwa dia dan Adi ketika SMP memilki sifat yang bertolak belakang.

Nimas yang ekstrover selalu peduli dengan teman-temannya, sementara Adi introver dan duduk di belakang ketika belajar. Suatu hari, Nimas melihat Adi hanya terdiam dan tidak keluar rumah ketika istirahat.

“Saya tanya, ‘Di, kamu enggak ke kantin tah? Enggak Nim. Lho, kenapa? Gak sangu.’ Sangu itu kan bisa bekal makan atau uang. Ya sudah kasih uang Rp5000. Nah ekspresinya dia ya sudah biasa gitu. Ya sudah mungkin saya gak mikir dia tersinggung atau enggak,” ujar Nimas.

Kemudian, ia menyuruh Adi jajan ke kantin. Tak ada perubahan signifikan setelah itu. Namun, Adi jadi sering menyapa Nimas secara wajar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat