kievskiy.org

Ibnu Jamil tak Ingin Terjebak di Film Religi

JAKARTA, (PR).- Ibnu Jamil bercerita tentang makna perbedaan yang tidak dapat terpisahkan dengan persamaan dan serupa dua sisi uang logam. Hal itu disampaikannya saat syukuran film ”Bid’ah Cinta” di Jakarta Selatan, Jumat 7 Oktober 2016 lalu. Film tersebut merupakan arahan sutradara Nurman Hakim yang bercerita tentang perbedaan pemahaman keagamaan yang tidak menjadi polemik dan justru mengedapankan toleransi dan sikap saling menghargai. ”Saya bermain di film ini yang menceritakan perbedan yang ternyata ada dalam persamaan. Soal itu coba digambarkan dalam film ’Bid’ah Cinta’ . Dalam film ini, ada Dimas Aditya yang berperan sebagai Kamal dan Ayushita sebagai Khalida. Hubungan mereka terbentur restu keluarga masing-masing yang memiliki pandangan saling bertolak belakang terhadap praktik-praktik keislaman. Kalau peran saya sebagai Hasan,” ujar Ibnu. Dia menyatakan, perbedaan pandangan terhadap suatu hal bisa berakibat pada hubungan antarmanusia. Kasus seperti itu banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. ”Temanya sangat dekat dengan konflik di keluarga saya. Saya asli Betawi, ibu-bapak saya sering menerangkan kalau bersalawat itu begini dan salat itu begitu tapi Alhamdulillah, orangtua dan guru-guru saya mengajarkan bahwa perbedaan tidak perlu dihindari tapi dihargai,” kata Ibnu. Dia menjelaskan, ”Bid’ah Cinta” merupakan film bercorak religi berbalut komedi. Bagi ibnu, film ini merupakan film bercorak religi ketiga yang dibintanginya. ”Banyak jenis film yang saya cari dan tidak mau hanya di genre ini,” katanya. ”Bid’ah Cinta” rencananya akan tayang Maret 2017.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat