kievskiy.org

God Save The Scene, Reuni Indies Bandung

ENTAKAN nada-nada ceria terdengar di halaman belakang Beerspot, Jalan Supratman, Kota Bandung, Sabtu 11 Maret 2017. Sejumlah orang dengan dandanan yang cukup khas juga terlihat menyemut di sekitar tempat itu. Mereka yang berdandan ala musisi Inggris era ’90-an itu tak hanya bernyanyi bersama, tetapi juga bercengkerama seolah telah lama tak jumpa. Acara bertajuk ”God Save The Scene” ini pun tak ubahnya menjadi arena reuni.

Penggemar britpop atau yang dikenal dengan scene indies di Kota Bandung memang sudah bercokol cukup lama. Lahir di Inggris pada awal ’90-an, scene ini menjalar ke seluruh belahan dunia, termasuk Kota Bandung. Tak heran kalau tajinya masih terasa meskipun tak bisa juga dibilang besar.

Pengaruhnya tak lain adalah MTV dan tongkrongan anak muda yang saat itu menjamur. Beberapa band muncul dengan mengusung pengaruh dari para band britpop ini. Yang paling terkenal mungkin Pure Saturday dan banyak lagi nama-nama lain yang meneruskan tongkat estafetnya sampai hari ini.

Di era ’90-an misalnya, ada nama-nama seperti ETA, Cricket 2000, Peanuts, Kamehame, Pokemon, New Market, dan lain-lain. Atau di era 2000-an dengan band seperti Twisterella, Sunny Summer Day, Astrolab, Plester Kuning, dan banyak lagi. Mereka biasa membawakan repertoar dari band kesukaan mereka, sehingga tak jarang satu band dianggap mewakil band britpop tertentu. Lewat ”God Save The Scene”, romantisme ini dibangkitkan lagi.

Acara yang diinisiasi oleh kolektif NIMS ini membuka acaranya sekitar pukul 19.00. Piccadilly yang merupakan generasi bungsu dari seluruh penampil yang hadir didaulat menjadi penampil pertama.

Kuintet ini memulai penampilannya dengan lagu ”Twisterella” yang aslinya dipopulerkan band asal Oxford, Inggris, Ride. Mereka juga menampilkan beberapa lagu sendiri yang sempat dirangkum dalam minialbum bertajuk ”Opname EP” yang dirilis pada 2014 lalu. Piccadilly menutup penampilannya malam itu dengan ”Vendetta” yang dipopulerkan Adorable.

Setelah Piccadilly, berturut-turut penampil lain naik panggung secara bergantian. Perfect Angel misalnya, membawakan repertoar dari Ride atau Twisterella yang membawakan lagu-lagu dari band Inggris, Shed Seven. Namun, hingga penampil ketiga, para penonton seperti masih malu untuk maju dan bernyanyi bersama.

Pemandangan sedikit berbeda mulai terlihat ketika Sunny Summer Day tampil membawakan lagu-lagu dari Blur. Penonton mulai berani maju satu per satu seiring lagu-lagu hit britpop yang dibawakan kuartet ini. Moshpit semakin riuh ketika Another Dean maju menggantikan Sunny Summer Day membawakan nomor-nomor dari ”Madchester Hero”, The Stone Roses.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat