DITINGGAL dua personel sejak Januari 2018, Payung Teduh memutuskan jalan terus. Kendati sisa berdua, yaitu Ivan (vokal, gitar), dan Ale (bas), tapi Payung Teduh bersemangat untuk kembali berkarya.
Dukungan dari para Peneduh, sebutan penggemar Payung Teduh, menjadi salah satu alasan Ivan dan Ale melanjutkan kiprah di khazanah musik Indonesia. Hal ini terlihat pada showcase Fase Avontur yang menjadi panggung pertama Payung Teduh untuk tampil lagi.
Berlangsung di Loubelle Jalan Dr Setiabudhi Kota Bandung, Jumat 16 Februari 2018, Fase Avontur dihadiri ratusan Peneduh yang ingin hadir untuk idolanya. Selain Payung Teduh, tampil juga band folk asal Bandung, Musctache and Beard.
Dengan sisa dua kekuatan, Payung Teduh mengubah formasinya. Semula Ale merupakan pemain drum, sedangkan Ivan mengisi trompet dan sesekali menjadi penyanyi. Kini, mereka berdua berada di depan, karena harus membagi vokal sambil memainkan instrumen.
Di panggung, Ivan dan Ale dibantu para musisi tambahan, yaitu Rahadian (drum), Widi (gitar akustik), Taufiq Alkatiri (trompet), Panji (keyboard).
Bagi Payung Teduh, Fase Avontur menjadi babak baru petualangan mereka. Seperti arti avontur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti petualangan.
Tampil selama sekitar 60 menit, Payung Teduh membuktikan masih ada dengan rentetan hit dari tiga album yang telah dirilis yakni Payung Teduh (2010), Dunia Batas (2012), dan Ruang Tunggu (2017).
Sebagai pembuka, mereka mengisi repertoar dengan Angin Pujaan Hujan dan Biarkan. Tanpa diminta, kor penonton langsung terdengar menimpali suara Ivan. Hal ini menjadi bukti, para Peneduh setia kepada Payung Teduh.
"Selamat malam. Aduh ini sisanya tinggal berdua dan yang paling pendiam. Jadi di depan gini, bingung mau ngomong apa. Mau pada nanya apa, musik dulu saja ya," kata Ale.