kievskiy.org

Cermin Disrupsi Utopia dalam Karya Hilman Hendarsyah

Pameran tunggal Hilman Hendarsyah, bertajuk
Pameran tunggal Hilman Hendarsyah, bertajuk

UTOPIA manusia guna menjalankan gaya hidup serba praktis dapat berubah menjadi distopia saat hasil temuan teknologi mulai memunculkan gejala dengan efek yang melenceng, atau melebihi dugaan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, (pandangan) distopia bermakna kecemasan berlebihan menghadapi efek kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi yang memungkinkan bisa menjadi sumber bencana bagi kehidupan manusia pada masa depan. 

Visualiasi atas wacana utopia, dan distopia tampak dari karya "Utopia-Distopia" dari Hilman Hendarsyah, terdiri atas sepuluh panel dengan medium akrilik pada kertas canson, berkuran 55x29 cm masing-masing. Karya itu tersuguh dalam pameran tunggal Hilman Hendarsyah, bertajuk "Once We Are Dreamers" di Semata Gallery, Jalan Boscha III, Kota Bandung, 17 Maret-16 April 2018. 

Penuangan gagasan Hilman mengedepankan nuansa fabel, menyimbolkan watak tertentu melalui wujud hewan yang terkemas dengan pulasan penuh warna begitu mencolok. Hilman tampak membubuhkan tumpukan akrilik pada bagian tertentu, menghadirkan efek timbul.

Hal itu menimbulkan daya tarik tersendiri, juga mengentalkan pancaran kesan imajinatif. 

Sebagian rupa hewan menampakkan watak cenderung menyeramkan, tercermin dari raut ekspresi yang masam, dan efek tekstur kasar tumpukan cat. Pencitraan rupa tersebut seakan mengilustrasikan sisi distopia atas bentuk imajinasi yang membayangkan hewan berperangai seperti manusia, dapat berbicara, dan mempunyai akal. 

Sisi paradoks 

Dalam catatan kuratorial, Bob Edrian menuliskan, karya Hilman mengingatkan akan mimpi manusia terdahulu yang sebagian di antaranya telah terwujud, sekaligus menyodorkan potret bayangan masa depan.

Selain itu, karya Hilman cenderung mengemukakan sisi paradoks dari imajinasi manusia akan kemajuan teknologi, dan arus inovasi. Ketika berbagai imajinasi manusia telah terwujud secara perlahan, mulai ada  kecemasan atas efek yang timbul, utopia berubah menjadi distopia. 

Tampilan karya Hilman berserta uraian kuratorial dari Bob mengingatkan pada kondisi nyata masa kini. Tenaga manusia pada beberapa sektor telah tergantikan mesin, sistem komputer dengan dukungan artificial intelligence, bahkan perangkat robot humanoid yang memiliki fungsi kompleks.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat