kievskiy.org

Sri Sultan Hamengku Buwono X Berkomitmen untuk Mengabdi

SENIN, 2 April 2018 lalu, menjadi hari istimewa bagi Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pada hari itu, pria yang bernama kecil BRM Herjuno Darpito itu, genap berusia 72 tahun.

Akan tetapi, Ngarso Dalem, begitu warga Yogyakarta biasa menyapa Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut, tetap beraktivitas seperti biasa, seperti menerima tamu yang berkunjung ke kantor gubernur di Kepatihan, Yogyakarta. Tidak ada kue ulang tahun dan ornamen hari lahir lainnya.

”Saya biasa saja, tidak pernah merayakan (ulang tahun -red) kok,” kata Gubernur DI Yogyakarta itu, saat disapa dengan ucapan selamat ulang tahun.

Suami dari GKR Hemas tersebut mengaku antara hari ulang tahun dan hari biasa sama saja, karena ia secara personal tidak merayakan ulang tahun, kecuali pengageng Kraton Yogyakarta yang menyelenggarakan untuk kepentingan atas nama raja. Putra Sri Sultan Hamengku Buwono IX itu pun mengaku hidupnya mengalir saja. Tidak ada keinginan yang khusus. 

Sesuai dengan falsafah hidup dalam tradisi Jawa, ia mengaku hidup ini mengalir saja. Apa yang menjadi tugas dan dijalani saat ini merupakan ekspresi dari cita-cita sekaligus kewajiban. ”Saya gak punya cita-cita, yang ada kewajiban mengabdi ke masyarakat. Yo wes begitu, mengabdi sampai mati, mengabdi saja,” ujar alumni Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tersebut.

Cita-cita dan pengabdian yang diinginkan pria yang dinobatkan sebagai Raja Kraton Yogyakarta pada  7 Maret 1989 itu, hanya apa yang menjadi keinginan rakyatnya. ”Seperti apa (cita-cita dan pengabdian -red) itu, terserah maunya masyarakat apa,” tuturnya.

Yang pasti, lanjutnya, sebagai gubenur, dia berkewajiban supaya masyarakatnya maju dan sejahtera. ”Itu secara bertahap harus dilakukan. Karena itu (keinginan masyarakat -red) tak mungkin (dilaksanakan -red) satu generasi, melainkan itu terus-menerus sesuai tantangan zamannya,” ucapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat