PIKIRAN RAKYAT - Desa Wisata Kasongan, sentra kerajinan gerabah yang berada di Kota Yogyakarta ini terkenal dengan aneka kerajinan produksinya mulai dari piring,kuali, kendi, anglo, guci, pot, pigura hingga mainan anak. Mulanya desa ini adalah tanah persawahan yang dimiliki penduduk desa di zaman penjajahan Belanda. Penduduk desa yang tidak memiliki sawah akhirnya beralih profesi menjadi pengrajin gerabah. Berawal dari hanya mengepal-ngepal tanah untuk disatukan dan dibentuk, namun berkat ketekunan dan kreativitas warga akhirnya Kasongan berhasil dikenal sebagai sentra kerajinan gerabah.
Kini Desa Wisata Kasongan tidak hanya dikenal sebagai penghasil gerabah. Beberapa tahun terakhir pengrajin-pengrajin Kasongan mulai mengembangkan diri menjadi pengrajin anyaman. Sekarang di sepanjang jalan Kasongan ada banyak toko yang menjual kerajinan anyaman yang disulap menjadi pernak-pernik kekinian, seperti tas, karpet, pot, kotak penyimpanan, hingga kap lampu.
Meski produk asli lokal, tas anyaman dari Kasongan tak kalah dengan tas bermerek luar negeri! Modelnya pun beragam ada tas tangan, tas selempang, tote bag, sampai tas handphone yang berukuran kecil. Berbagai bahan pun dimanfaatkan,ada yang berbahan lentur, ada pula yang kaku. Beberapa material yang digunakan diantaranya bambu, rotan, eceng gondok, sigras (pandan laut), pelepah pisang, dan sisal (daun palem muda).
Palupi dari Naturalan Homedecor mengatakan harga tas anyaman di gerainya cukup bervariasi mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu. Tas handphone polos dijual seharga Rp 70 ribu. Tas polos dari bahan jelly sintetis ukuran 17 x 14 cm ditawarkan seharga Rp 170 ribu. Sementara tas tangan berbahan rotan kaku harganya bisa mencapai Rp300 ribu.
“Harga sangat bergantung dari ukuran, warna, dan anyamannya. Kalau yang polos malah lebih murah,” ungkap Palupi.
Buat yang hobi tanaman juga bisa lho menggunakan sarung pot dari kerajinan anyaman. Koleksi tanaman yang diletakkan di dalam rumah terlihat semakin cantik dengan menggunakan pot anyaman dari Kasongan.