kievskiy.org

Damas Gelar Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran ke-22 

SENIMAN dan seniwati Tembang Sunda Cianjuran tengah berlatih di Gedung Pertunjukan Pusat Pengembangan Kebudayaan Jawa Barat (dulu YPK) Jalan Naripan 7 Bandung, Minggu 20 Oktober 2019 malam dalam rangka persiapan Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran 2019 yang diselenggarakan Daya Mahasiswa Sunda (Damas).*/RETNO HERIYANTO/PR
SENIMAN dan seniwati Tembang Sunda Cianjuran tengah berlatih di Gedung Pertunjukan Pusat Pengembangan Kebudayaan Jawa Barat (dulu YPK) Jalan Naripan 7 Bandung, Minggu 20 Oktober 2019 malam dalam rangka persiapan Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran 2019 yang diselenggarakan Daya Mahasiswa Sunda (Damas).*/RETNO HERIYANTO/PR

BANDUNG,(PR).- Daya Mahasiswa Sunda (Damas) kembali menggelar Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran. Pasanggiri ke-22 yang diselenggarakan sejak tahun 1962 akan memberi kesempatan peserta membawakan tembang Sunda Cianjuran karya lama dan karya baru.

“Pasanggiri (Tembang Sunda Cianjuran) tahun 2019 ini merupakan suatu terobosan yang dilakukan dalam upaya pewarisan sekaligus pengembangan. Karena sebagai karya budaya, Tembang Sunda Cianjuran harus dinamis mengikuti perkembangan zaman, kalau tidak mampu bergerak akan semakin terpuruk ditinggalkan oleh pecinta dan peminatnya,” ujar maestro Tembang Sunda Cianjuran Mohamad Yusuf Wiradiredja selaku pengarah kegiatan (steering committee) Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran 2019, Minggu 20 Oktober 2019  di Gedung Pertunjukan Pusat Pengembangan Kebudayaan Jawa Barat (dulu YPK) Jalan Naripan 7 Bandung.

Diungkapkan Yus Wiradiredja, demikian nama panggung Mohamad Yusuf Wiradiredja, bahwa terhadap penyelenggaraan Damas sangat konsisten menyelenggarakan Pasanggiri Tembang Sunda Cianjuran (PTSC) sejak tahun 1962. Namun untuk tetap konsisten menjalankan pakem Tembang Sunda Cianjuran dalam kondisi kekinian, sangatlah tidak mungkin.

“Karenanya kami dari steering committee menyepakati untuk menjadikan PTCS tahun ini sebagai ajang pelestarian sekaligus pengembangan dengan memberikan keleluasaan pada peserta membawakan tembang lama dan karya baru. Kalau tidak kami lakukan, kapan seni Tembang Sunda Cianjuran akan maju, kapan Tembang Sunda Cianjuran akan mengikuti perkembangan zaman, dan kapan Tembang Sunda Cianjuran akan disukai generasi muda saat ini. Karenanya tahun (2019) ini penyelenggaraan harus berubah,” ujar Yus Wiradiredja.

Banyak tantangan

Sementara Ketua Pelaksana PTSC 2019, Yudi Irawan didampingi Ketua Puser Damas, Gani Presa Wibawa, mengungkapkan bahwa penyelenggarakaan PTSC tahun ini memiliki banyak tantangan. Selain tantangan masalah pembiayaan, juga tantangan dari dalam lembaga Damas yang menuntut agar kegiatan selain menjaga kualitas, juga menjaga kuantitas.

“Untuk masalah pembiayaan, kami masih terus melakukan pendekatan dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat dalam hal ini Bidang Kebudayaan. Sementara untuk masalah kualitas, para sesepuh yang tergabung dalam steering committee kepada peserta diberi kebebasan untuk membawakan lagu lama ataupun lagu baru, sedangkan untuk kuantitas kami merasa optimis Tembang Sunda Cianjuran masih diminati,” ujar Yudi Irawan.

Dikatakan Yudi, dari target yang dicanangkan sebanyak 60 peserta, hingga kini sudah tercatat 36 orang yang menyatakan kesiapan. “Kami masih akan melakukan pendekatan dengan sejumlah lembaga atau dinas dan juga sekolah serta sanggar yang bila kami prediksi jumlahnya lebih dari 80 peserta,” ujar Yudi.

Sementara Ketua Puser Damas, Gani Presa Wibawa, menambahkan bahwa PTSC 2019, akan diselenggarakan pada 14 hingga 16 November mendatang di Hotel Palace Cipanas Kab. Cianjur. Seperti tahun-tahun sebelumnya, PTSC akan diperebutkan piala bergilir. Yakni Piala Emas Sinilih Pancaniti untuk juara Pertama; dan Piala Pangyuga Utama (Gubernur Jawa Barat) untuk juara Umum.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat