kievskiy.org

Menilik Akar Sejarah Budaya Berkirim Parsel dan Hantaran Makanan Jelang Lebaran

Ilustrasi - Parsel Lebaran.
Ilustrasi - Parsel Lebaran. /ANTARA/HO/Tokopedia

PIKIRAN RAKYAT – Menjelang Idul Fitri atau hari besar keagamaan, masyarakat Indonesia umumnya sibuk bertukar parsel. Menurut Prof. Dr. Agus Aris Munandar dari Universitas Indonesia, tradisi berkirim parsel atau bingkisan Lebaran telah ada sejak lama dan tak lepas dari kebudayaan masyarakat pada masa lampau.

Parsel Lebaran kerap berisi bermacam makanan atau perkakas rumah tangga. Karena biasanya dikirim ke keluarga, kolega, maupun orang terdekat, tampilan parsel pun dibuat cantik dengan berbagai hiasan. Beberapa tahun belakangan, istilah hamper lebih sering dipakai, tetapi sejatinya sama-sama bingkisan berisi hadiah.

Agus menjelaskan bahwa tradisi memberi hadiah semacam ini berakar pada kebiasaan masyarakat pada era prasejarah.

Baca Juga: Aturan Unik Bakar Petasan Tempo Dulu Saat Puasa dan Lebaran, ada 'Bom Tanda Buka'

“Tradisi memberi sesuatu bermula dari persembahan kepada Adikodrati (religi prasejarah),” ujarnya.

Pada masa prasejarah, masyarakat Indonesia masih memiliki budaya yang sederhana. Kala itu, cara berpikir individu tak lepas dari alam dan segala bentuk kekuatan Ilahi yang menjadi penjelasan terjadinya segala sesuatu. Adikodrati dianggap sebagai kekuatan yang mengatur jalannya kehidupan.

Oleh karenanya, masyarakat pada zaman itu menunjukkan sikap hormat dan religius kepada kekuatan alam guna menjaga keselarasan hidup. Sikap religius ini lah yang diwujudkan dalam bentuk persembahan atau hadiah.

Lama kelamaan, budaya pemberian hadiah berkembang sebagai tradisi sosial. Pada masa ini, konsep pemberian berwujud sebagai upeti yang sifatnya wajib dan digunakan untuk kepentingan bersama, potlatch, penghargaan, dan oleh-oleh.

Baca Juga: 4 Amalan Sunah Idul Fitri yang Dianjurkan bagi Wanita Haid, Salah Satunya Dengarkan Khutbah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat