PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah negara dikabarkan tengah membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Seperti di antaranya Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan dan Maroko.
Indonesia pun ditawari pembukaan hubungan diplomatik tersebut, dengan iming-iming bantuan dana miliaran dolar AS.
Baca Juga: Ucapkan Selamat Hari Natal 2020, Jokowi: Saya Tahu, Ini Tidak Seperti Tahun Lalu
Seperti diberitakan Bloomberg, Kepala Eksekutif DFC Adam Boehler mengatakan, Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional AS yang membuka wacana itu, Senin, 21 Desember 2020 di Hotel King David, Yerusalem.
“Jika mereka siap maka kami akan dengan senang hati mendukung secara finansial lebih dari apa yang kami lakukan,” kata Boehler.
Selain Indonesia, AS juga berharap Oman dan Arab Saudi akan bergabung, meskipun Boehler mengatakan pendanaan DFC untuk kedua negara tersebut, akan dibatasi karena organisasi tersebut tidak diizinkan untuk berinvestasi secara langsung, di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Baca Juga: 5 Film Natal 2020 di Disney+ Termasuk Home Alone, Berikut Sinopsisnya
Hal ini mengundang sorotan, salah satunya dari guru besar Universitas Diponegoro, Prof. Eddy Pratomo.
Menurut dia, pemerintah Indonesia tetap harus berpihak kepada kemerdekaan Palestina, dan tidak dapat berganti keputusan hanya karena iming-iming bantuan, sebab itu bukanlah tradisi RI.